Yupa ini menjadi saksi sejarah bagaimana tonggak awal sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Dalam yupa itu ditulis dengan huruf Pallawa dengan metode pahatan dari abad 5 Masehi.
Sementara bahasanya ditulis dengan bahasa sansekerta sebagaimana dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia : Zaman Kuno".
Di prasasti itu terdapat tulisan bahwa prasasti ini dibuat oleh Raja Kutai bernama Mulawarman, dengan nama kakeknya Kundungga.
Pada yupa tersebut jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia yakni: "Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarmman namanya, yang seperti sang Angsuman (sama dengan dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia".
"Sang Aswawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana".
Di isi prasasti berbentuk yupa itu juga disebutkan bagaimana kebaikan Mulawarman. Sang raja menyedekahkan 20.000 ekor sapi ke para brahmana di tanah yang suci bernama Waprakeswara.
Sebagai balasan kebaikan sang raja, lagi-lagi para brahmana membuatkan tugu yang datang di tempat peringatan pra brahmana. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan