SIDOARJO, iNews.id - Perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan terdakwa M Kosim yang saat ini tengah diadili di Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo mengungkap fakta menarik.
Fakta itu terkait puluhan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan terbang ke timur tengah tunjuan Qatar dan Riyadh diamankan pihak Kemenaker RI ketika di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo pada 28 Januari 2023 sekitar pukul 07.00 WIB.
"Total ada 87 orang yang kami amankan saat sedang duduk bergerombolan di Bandara Juanda. Lalu para pekerja tersebut diamankan di Shelter milik Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jawa Timur," ucap Riski Nasution, saksi Kemenaker RI ketika hadir di PN Sidoarjo, Senin (9/10/2023).
Ia menerangkan, pihaknya menduga kuat 87 CPMI itu tak memiliki kelengkapan dokumen. Hal itu setelah pihaknya melakukan pengecekan hanya ditemukan paspor, boarding pas, visa dan cap Imigrasi.
"Sedangkan saat kami lakukan pengecekan terkait dokumen meliputi BPJS, perjanjian kerja dan perjanjian penempatan itu tidak ada," jelasnya dengan didampingi tiga saksi lainnya.
Dari 87 CPMI yang dinilai ilegal itu langsung dipisahkan usai puluhan orang itu ditanya satu persatu dan mengaku dari beberapa perusahaan berbeda-beda dengan tujuan timur tengah.
"Ada yang dari PT Panca Bayu Aji Sakti (PT PBAS), PT Dam dan lain-lainnya,” ungkapnya.
Usai mengecek semua dokumen hingga tujuan CPMI ke timur tengah akhirnya korban diamankan. Saksi mengaku ada moratorium pengiriman CPMI pada 2015.
"Kemudian kami laporkan kasus dugaan TPPO itu ke Polda Jatim," ungkapnya.
Meski demikian, kasus tersebut hanya membawa M Kosim sebagai terdakwa ke persidangan. Kosim diketahui berasal dari PT Panca Bayu Aji Sakti.
Dalam fakta sidang mengungkap, jika Kosim merupakan Komisaris PT Panca Bayu Aji Sakti. Hal itu disampaikan oleh tim penasehat hukumnya, Nurul Hidayat, Gufron dan rekan-rekannya di hadapan sidang yang diketuai S Pujiono.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait