Pada masa penjajahan itu sering terjadi kerja paksa kaum pribumi untuk kemakmuran pemerintahan Hindia Belanda.
Seperti diketahui masa penjajahan di Indonesia oleh bangsa Eropa, Belanda adalah salah satu negara yang menjajah Indonesia dengan waktu yang lama. Selain kerja paksa, kekejaman lain pun dirasakan masyarakat pribumi ketika harus berperang dengan Belanda yang ingin menguasai seluruh Nusantara.
Kekejaman-kekejaman itu bahkan menelan banyak korban jiwa di masyarakat Indonesia. Melangsir dari okezone com, Selasa (5/4/2022) berikut tokoh-tokoh Belanda terkejam pada masa penjajahan Indonesia:
1. Jan Pieterszoon Coen Jan
Pieterszoon Coen merupakan Gubernur Jendral Hindia Belanda yang dua kali menjabat. Selama menjabat, ia tidak menyukai orang Banten dan orang Inggris yang ada di sana.
Ia kemudian memindahkan kantor kompeni ke Jakarta dan membangun pertahanan. JP Coen adalah tokoh yang menaklukkan Jayakarta dan mengubah namanya menjadi Batavia.
Tidak lama setelah mendirikan Batavia pada 1621, ia memusnahkan penduduk Pulau Banda di Maluku. JP Coen juga melakukan pembunuhan dan pembantaian kejam.
Rakyat Banda yang tidak meninggal dalam perlawanan akan dibunuh pasukan VOC dan diangkut ke Batavia sebagai budak belian.
Bahkan sampai tahun 1633 para budak itu masih dirantai dan ditempatkan di Kampung Bandan dekat Ancol, Jakarta Utara.
Pada masa pemerintahannya, kerap terjadi pertempuran antara Inggris dan Belanda. Ia juga turut berperang melawan Kesultanan Banten dan Mataram.
2. Herman Willem Daendels Herman
Willem Daendels adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari tahun 1808 sampai tahun 1811.
Ia bertugas untuk mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris, memperbaiki sosial ekonomi di Nusantara terutama Jawa, dan memperbaiki administrasi pemerintahan.
Pada masa itu Jawa merupakan daerah satu-satunya koloni Belanda yang masih bertahan. Selama memerintah, ia bersikap diktaktor dan menelurkan sejumlah kebijakan di berbagai bidang yang membuat sengsara rakyat.
Ia juga dikenal sebagai tokoh yang mempelopori kerja rodi, kebijakan yang mewajibkan rakyat Priangan menanam tanaman ekspor kopi dan hasil panennya harus dijual dengan harga 10 gulden per kwintal.
Harga tersebut sangat rendah karena di pasaran lebih tinggi 10 kali lipat. Daendels pernah membuang Sultan Banten karena tidak sanggup mengumpulkan seribu orang setiap hari untuk mengerjakan proyek jalan raya Anyer sampai Panarukan.
Proyek yang digagasnya itu menyebabkan lebih dari seribu orang mati dan ribuan lagi cedera akibat sistem kerja paksa Daendels.
Jalan raya Anyer sampai Panarukan itu sampai kini masih masih digunakan dengan panjang 1.2000 km.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan