get app
inews
Aa Read Next : Kondisi Fisik Tak Bugar, Timnas Futsal Putri Indonesia Tetap Tumbangkan Myanmar

Ini 4 Tokoh Belanda yang Dikenal Kejam Saat Menjajah Indonesia

Selasa, 05 April 2022 | 05:48 WIB
header img
Willem Daendels. (Foto: Wikipedia)

3.Johannes van den Bosch

Jika Daendels yang merupakan pelopor kerja rodi, Johannes van den Bosch adalah pelopor dari sistem tanam paksa.

Ia merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memerintah dari tahun 1830 sampai 1834. Van den Bosch membuat kebijakan setoran pajak tanah yang semula uang, menjadi tanah bernilai ekspor.

Kebijakan itu mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor terutama untuk tebu, tarum, dan kopi. Hal ini menurutnya untuk mendorong petani lebih semangat bekerja dan menciptakan kemakmuran bagi para petani dan Belanda.

Nantinya tanaman ekspor itu dijual sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintahan Belanda. Bila warga tidak memiliki tanah, maka harus bekerja selama 75 hari dalam setahun pada kebun milik pemerintah.

Rakyat dipaksa bekerja di mana-mana, bahkan harus bekerja ke kebun yang letaknya sampai 45 kilometer dari desanya.

Tujuan dari adanya sistem paksa ini ialah untuk menambah pemasukan kas pemerintah Belanda. Akibat dari adanya sistem tanah paksa, rakyat menderita karena harus menanam tanaman ekspor dan bukan menanam padi untuk makan sendiri.

Kemudian terjadi ketidaktentuan penghasilan rakyat, kelaparan merajalela, kemiskinan, hingga kematian.

4. Gotfried Coenraad Ernst van Daalen

 Ia merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memiliki ambisi untuk menguasai seluruh wilayah Aceh. Pada masa itu, van Daalen dengan sekutunya mengalami perjalanan dengan berjalan kaki untuk mencapai pedalaman Gayo.

Untuk mencapai Gayo memakan waktu hingga 163 hari dan ketika sampai ia langsung mengirimkan surat kepada raja-raja Gayo.

Dalam surat itu tertera bahwa para pemimpin harus menandatangani perjanjian takluk. Alih-alih menandatanganinya, tak satu pun pemimpin di Gayo yang mengikuti perjanjian itu.

Van Daalen marah dan langsung menggerakkan pasukan untuk menyerang rakyat Gayo. Rakyat berkumpul di benteng-benteng dari bambu dan di semak berduri untuk menahan gempuran musuh. Van Daalen memerintahkan untuk menghabisi rakyat Gayo, hingga disebutkan terdapat 313 korban tewas.

Tak hanya sampai di situ, ia juga membantai ke wilayah Suku Alas dan mengakibatkan 2 ribu nyawa melayang dalam pertempuran.

Operasi militer Belanda di pedalaman Aceh itu disebut menelan korban mencapai 4.000 orang.

Pada masa itu juga sempat terjadi pembantaian massal kepad Pada masa itu juga sempat terjadi pembantaian massal kepada orang-orang dari Suku Gayo maupun Alas.iNewsSidoarjo.id

Melansir dari berbagai sumber, Maria Alexandra Fedho/Litbang MPI Tim Litbang MPI , MNC Portal.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut