JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Di sebuah desa yang dikelilingi oleh hijauan sawah, terdapat sebuah dusun yang menjadi saksi bisu dari karamah Sunan Kalijaga.
Ketika Sunan Kalijaga datang ke dusun itu, senyumnya yang hangat menjadi sumber kebahagiaan bagi penduduk setempat. Namun, kebahagiaan itu berbanding terbalik dengan kepala dusun yang kikir dan angkuh. Padahal dusun ini tidaklah besar, namun kesejukan hati warganya tak pernah tergantikan oleh kemiskinan yang melanda.
Suatu hari, ketika matahari sedang bersinar terang, seorang miskin datang ke rumah kepala dusun. Dia adalah seorang ayah yang memohon bantuan untuk memberi makan anaknya yang kelaparan, dikutip dari sindonews.com pada Kamis (14/3/2024).
Namun, tanpa belas kasihan, kepala dusun menolaknya dengan kebohongan, mengatakan bahwa semua beras di rumahnya telah berubah menjadi pasir. Mendengar kebohongan tersebut, Sunan Kalijaga merasa terpukul. Dia tahu bahwa tindakan kepala dusun itu adalah cerminan dari ketidakadilan yang telah mengakar di dusun tersebut.
Tanpa ragu, Sunan Kalijaga memutuskan untuk memohon kepada Allah untuk mengubah semua beras di rumah kepala dusun menjadi pasir. Doa Sunan Kalijaga pun tidak berbuah sia-sia. Seketika itu juga, karung-karung beras di rumah kepala dusun berubah menjadi pasir.
Kepala dusun yang kikir pun terkejut dan panik, menyadari kebohongannya terbongkar. Ia pun segera meminta tolong kepada Sunan Kalijaga, memohon agar berasnya dikembalikan. Dengan bijaksana, Sunan Kalijaga menegur kepala dusun yang kikir tersebut.
Namun, ketika kepala dusun mengaku bahwa dia hanya berbohong kepada orang miskin untuk menyembunyikan berasnya, Sunan Kalijaga mengajaknya untuk bertaubat dan membagikan berasnya kepada penduduk dusun.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan