Sementara itu, di tempat dan peserta yang sama, sehari sebelumnya (Rabu, 10/1/23) diadakan acara Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Discussion Group, FGD) dengan tema “Mewujudkan Sekolah Toleransi” yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, M.Pd.
Dikatakan oleh Tirto, kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. Data dari Direktorat Sosial Budaya Badan Intelejen dan Keamanan Polri menyebutkan bahwa dalam tahun 2023 terjadi 30 kasus intoleransi di Indonesia.
Ini angka yang tertinggi sejak tahun 2019 yang hanya sebanyak 7 kasus, 14 kasus, dan sempat turun drastis hanya 3 kasus. Karena itu para Kepala Sekolah, Guru, dan juga siswa harus saiyeg saeko proyo (merapatkan barisan) agar kasus intoleransi tidak meningkat lagi.
Program Sekolah Toleransi yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni Budaya BrangWetan dan Disdikbud Kabupaten Sidoarjo ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan intoleransi di Indonesia.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan