Simulator terbang juga bisa distel untuk terbang siang atau malam hari, atau kondisi hujan dan berangin. Demikian pula lokasi terbang juga bisa distel sesuai lokasi bandara, baik di Indonesia maupun luar negeri.
Komandan Pangkalan Udara TNI AL (Danlanudal) Juanda Kolonel Laut (P) Heru Prasetyo mengatakan, Proses pembuatan simulator terbang hanya membutuhkan waktu satu bulan, dan hanya menghabiskan biaya puluhan juta.
"Kita membuatnya hanya satu bulan sudah bisa digunakan. Dan biaya kita habiskan hanya sebesar Rp69 juta," kata Heru usai melakukan serah terima simulator terbang kepada Danpusdiksus. Rabu (18/10/2023).
Lebih jauh Heru menjelaskan ke depannya, simulator terbang ini akan disempurnakan lagi. Seperti layar monitor akan dibuat lebih canggih dengan menggunakan layar monitor touchscreen.
"Sebab ini masih menggunakan layar monitor biasa, akan kita kembangkan dengan yang touchscreen," jelasnya.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan