Pada 2005 lalu, dia yang mewarisi saham ayahnya di perusahaan pengembang real estate menjadi miliarder termuda di dunia. Selama 5 tahun terakhir, Yang menjadi perempuan terkaya di Asia, didukung pesatnya pertumbuhan sektor properti di negeri tirai bambu tersebut.
Namun kekayaannya anjlok lebih dari setengahnya pada tahun ini menjadi 11 miliar dolar AS atau Rp163 triliun. Penurunan itu semakin cepat pada pekan lalu ketika Country Garden miliknya, yang merupakan pengembang properti terbesar di China menyatakan perlu meningkatkan ekuitas dengan diskon.
Hal itu justru menyebabkan sahamnya jatuh ke level terendah sejak 2016. Yang yang saat ini berusia awal 40-an, memiliki sekitar 60 persen saham di Country Garden dan 43 persen saham di unit layanan manajemennya.
Sementara Jindal, yang kini berusia 72 tahun adalah perempuan terkaya di India dan orang terkaya ke-10 di negara berpenduduk sekitar 1,4 miliar jiwa itu. Dia menjadi ketua Jindal Group tak lama setelah suaminya, pendiri Om Prakash Jindal, meninggal dalam kecelakaan helikopter pada 2005.
Perusahaan miliknya adalah produsen baja terbesar ketiga di India yang juga bergerak di bidang semen, energi, dan infrastruktur. Kekayaan bersih Jindal telah berfluktuasi liar dalam beberapa tahun terakhir. Saat awal pandemi Covid-19 pada April 2020, kekayaannya turun menjadi 3,2 miliar dolar AS.
Kemudian melonjak menjadi 15,6 miliar dolar AS pada April 2022 karena invasi Rusia ke Ukraina, yang membuat harga komoditas melonjak. Adapun Fan, juga mengalami penurunan kekayaan tahun ini, tetapi dia bertahan lebih baik daripada beberapa miliarder lain di China.
Editor : Nanang Ichwan