Beberapa komentar menyebutkan bahwa seolah-olah Menkes menyalahkan orang miskin atas kondisi kesehatan dan kecerdasannya. Padahal, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan masih belum merata di banyak wilayah Indonesia.
Di sisi lain, ada juga yang mencoba melihat pernyataan itu dari perspektif ilmiah, bahwa memang tingkat pendapatan berkorelasi dengan akses terhadap sumber daya yang menunjang kecerdasan dan kesehatan. “Ya ilyalah Rp15 juta lebih sehat. Bayar listrik aja sebulan Rp800k belum kebutuhan dapur sama toddler,” curhat salah satu netizen.
“Bagus pak, besok naikin gaji semuanya di Rp15 juta biar pada sehat,” timpal netizen lain. “Ya iyalah, lagi Rp5 juta dapet apa sebulan,” kata netizen selanjutnya. Klarifikasi dan Tanggapan Kementerian Kesehatan Merespons viralnya cuplikan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan pernyataan klarifikasi.
Dalam siaran pers resmi, dijelaskan bahwa ucapan Menkes tidak bermaksud merendahkan kelompok berpenghasilan rendah, melainkan menyoroti fakta bahwa kesenjangan sosial dan ekonomi turut memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.
“Pernyataan tersebut bersifat edukatif, untuk menunjukkan pentingnya pemerataan akses pendidikan dan layanan kesehatan sebagai bagian dari upaya menyehatkan seluruh lapisan masyarakat,” demikian tertulis dalam rilis tersebut. iNewsSidoarjo
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
