SIDOARJO, iNews.id - Komunitas Seni Budaya BrangWetan (KSBW) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo menyelenggarakan acara "Training Peningkatan Kapasitas dan Jumlah Guru Penggerak dalam Pengembangan Sekolah Toleransi di Kabupaten Sidoarjo".
Acara ini diikuti oleh 50 guru dari 50 SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sidoarjo. Acara yang digelar di Fave Hotel Sidoarjo, Rabu (24/1/24) ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan jumlah guru penggerak dalam pengembangan sekolah toleransi.
Henri Nurcahyo, Ketua KSBW, mengatakan bahwa sekolah toleransi adalah sekolah yang menjunjung tinggi penghormatan atas perbedaan sehingga kondusif bagi proses belajar mengajar.
"Nilai-nilai toleransi ini penting ditumbuhkembangkan di sekolah karena di masyarakat kita banyak sekali perbedaan atas dasar agama, ras, dan sebagainya," kata Henri.
Hernik Farisia, M.Pd., narasumber tunggal dalam acara ini, mengatakan bahwa Guru Penggerak memiliki peran penting dalam pengembangan sekolah toleransi. "Guru Penggerak dapat menjadi pelopor toleransi di sekolah masing-masing," ujar Hernik yang sudah berpengalaman dalam program Pendampingan Sekolah Penggerak Kemendikbud RI.
Acara ini dipandu oleh Hernik Farisia, M.Pd., dari UIN Sunan Ampel Surabaya. Acara ini dibagi menjadi tiga sesi, yaitu sesi pertama tentang konsep sekolah toleransi, sesi kedua tentang strategi pengembangan sekolah toleransi, dan sesi ketiga tentang praktik pengembangan sekolah toleransi.
M. Nuh, Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdikbud Kabupaten Sidoarjo, yang membuka acara ini, mengatakan bahwa Guru Penggerak memiliki peluang dan potensi menjadi kepala sekolah.
"Dengan mengikuti program yang diselenggarakan oleh KSBW ini, diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi Guru Penggerak," kata M. Nuh.
Acara ini ditutup dengan deklarasi komitmen dari para peserta untuk mengembangkan sekolah toleransi di Kabupaten Sidoarjo.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait