Kalangan Aktivis Soroti Anggaran Narsum, Perdin hingga Mamin DPRD Sidoarjo yang Nominalnya Fantastis
Ia mengatakan, sebenarnya ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengefektifkan kinerja anggota dewan dari pada memperkaya diri untuk menjadi narasumber.
Direktur Center for Participatory Development (CePad) Indonesia Kasmuin. (Foto : Dokumen/iNewsSidoarjo.id).
"Dana Narsum yang fantastis itu lebih baik dialokasikan untuk membiayai program-program pengentasan kemiskinan, sehingga kontribusinya bisa dirasakan langsung bagi kesejahteraan rakyat miskin," kata Cak Kasmuin.
Selanjutnya, ungkap Cak Kasmuin, jika Anggota dewan melakukan kegiatan Narsum hanya sekadar untuk memberikan informasi atau sekedar pengetahuan terhadap peserta narsum, akan lebih murah kalau audien diarahkan mencarinya melalui fasilitas internet, telekonferensi, dan lain-lain.
"Peserta narsum cukup disuruh googling di internet pasti apa yang dibutuhkan terkait informasi ada disitu, bisa dipastikan tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun," jlentrehnya.
Terakhir Kasmuin berharap, bahwa DPRD punya pekerjaan berat untuk berbenah dan memperbaiki citra yang merosot. Untuk itu, dibutuhkan niat dan kerja yang lebih serius, serta keterbukaan untuk dikontrol oleh rakyat.
Hal ini bukan hanya semata persoalan pesona, tapi juga menyangkut tanggung jawab DPRD terhadap rakyat Sidoarjo.
"Seluruh masyarakat Sidoarjo perlu mengawasi acara perjalanan dinas dan narsum DPRD dan mempertanyakan makna, tujuan, dan hasil konkret dari setiap kegiatan tersebut dilaksanakan. Kita jangan apatis untuk terus mengingatkan anggota dewan," ungkapnya yang juga menyebut jangan sampai ada ungkapan dewan untung tapi rakyat malah buntung.
Terpisah, Ketua DPRD Sidoarjo Usman ketika dikonfirmasi terkait tersebut belum merespon. Begitupun pesan singkat WA juga belum direspon oleh ketua yang ex officio menjabat Ketua Banggar DPRD Sidoarjo itu.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait