Sementara menurut Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, aksi bhakti sosial kesehatan ini sengaja digelar, sebagai upaya untuk antisipasi sedini mungkin terjadinya stunting dan gizi buruk anak saat masih berada didalam kandungan.
“Akibatnya, gizi yang didapat anak dalam kandungan tidak mencukupi. Kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran. Inilah yang harus bersama-sama kita cegah. Mulai dari pemerintah, TNI, Polri sampai tingkat desa turun mensosialisasikannya,” kata Kapolresta Sidoarjo.
Hingga saat ini tercatat, ada lebih dari 50 orang warga Krembung yang mengalami stunting dan gizi buruk, serta lebih dari 400 orang ibu hamil dan warga yang berpotensi mengalami stunting.
“Di beberapa kali kesempatan, ke depan kami akan terus sosialisasi pencegahan stunting pada bumil secara masif. Semoga dimulai dari wilayah kita program ini dapat segera tercapai,” lanjutnya.
Melalui aksi Bhakti sosial kesehatan di daerah stunting di kawasan selatan Kota Sidoarjo ini, diharapkan bisa menurunkan angka stunting dan gizi buruk yang hingga kini masih ditemukan di Sidoarjo.
Menurut rencana, aksi baksos kesehatan untuk mencegah stunting di Sidoarjo ini akan terus digelar secara berkala, seiring adanya instruksi dari Presiden RI Joko Widodo, yang menyatakan Indonesia harus bebas stunting tahun 2024 mendatang.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait