get app
inews
Aa Text
Read Next : Dugaan Adanya Oknum Nakal Minta Agunan untuk KUR, Ini yang Dikatakan Menteri UMKM

Inovasi Ekonomi Desa: UMKM dan Batik Jadi Andalan Pembangunan di Balungtunjung

Rabu, 17 September 2025 | 11:07 WIB
header img
Warga saat membatik. Foto:ist

GRESIK, iNewsSidoarjo.id – Desa Balungtunjung, yang terletak di Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, kini terus berbenah dalam mengembangkan ekonomi berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta kerajinan batik sebagai pilar utama pembangunan lokal.

Melalui berbagai inovasi dan kolaborasi, Desa Balungtunjung berhasil menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat, dengan mengandalkan potensi lokal serta keterampilan masyarakat dalam menggerakkan roda perekonomian.

Sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah Desa Balungtunjung secara konsisten menggali potensi yang ada, baik di sektor pertanian maupun industri kreatif. Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah menjadikan batik sebagai salah satu produk unggulan desa.

Batik Srigati, hasil karya tangan terampil warga Balungtunjung, kini semakin dikenal masyarakat luas dan telah diterima dengan baik di pasar lokal.

Sri Wahyuni, Ketua PKK Desa Balungtunjung, menjelaskan bahwa batik Jumput menjadi pilihan utama karena teknik pembuatannya yang relatif mudah, namun tetap menghasilkan karya seni yang memikat. "Kami ingin setiap warga desa, khususnya perempuan, bisa memanfaatkan keterampilan membatik ini untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki daya tarik," ungkanya, saat ditemui di rumah batiknya, Rabu (17/9).

Selain pelatihan keterampilan membatik yang digelar secara rutin, Pemerintah Desa Balungtunjung juga memberikan pelatihan digital marketing untuk membantu para pelaku UMKM, khususnya pembatik, dalam memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas.

Kini, produk batik lokal Balungtunjung tak hanya terkenal di kalangan masyarakat sekitar, tetapi juga mulai merambah ke desa lain di sekitarnya.

Pada tahun 2025, produk batik warga desa Balungtunjung bahkan dipamerkan dalam ajang Dekranasda Fest, sebuah acara yang memperkenalkan kerajinan lokal kepada publik yang lebih besar. "Kami berharap, pameran semacam itu akan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk batik dan UMKM desa, " ujarnya.

Kepala Desa Balungtunjung, Eko Budianto, menyatakan bahwa fokus pada UMKM dan batik merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi desa. "Kami ingin mendorong warga desa untuk memaksimalkan potensi yang ada, baik di sektor pertanian maupun industri kreatif. Batik dan UMKM merupakan sektor strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi desa secara berkelanjutan," ujarnya.

Selain itu, Pemdes Balungtunjung juga menggandeng perguruan tinggi, seperti Universitas Ciputra dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, untuk memberikan pelatihan terkait teknologi ketahanan pangan dan pengembangan UMKM.

Kerja sama ini tidak hanya mencakup peningkatan keterampilan produksi, tetapi juga membantu masyarakat memahami pentingnya kualitas produk dan strategi pemasaran yang efektif. Pemberdayaan perempuan menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan ekonomi desa.

Selain pelatihan membatik, Pemdes Balungtunjung juga melibatkan perempuan dalam kegiatan kewirausahaan lainnya, seperti pengemasan produk dan desain motif batik. "Kami melibatkan perempuan karena mereka memiliki peran penting dalam perekonomian rumah tangga. Kami ingin mereka memiliki keterampilan yang bisa mendukung perekonomian keluarga," tambah Sri Wahyuni.

Tak hanya sektor batik, UMKM kuliner kekinian juga mulai berkembang di Balungtunjung, memberikan peluang bagi pengusaha muda untuk mengembangkan usaha mereka, terutama dengan memanfaatkan platform daring untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Meski berbagai kemajuan telah dicapai, Pemdes Balungtunjung tetap menghadapi tantangan, terutama dalam menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam industri batik dan memperluas jangkauan pemasaran produk. "Pemdes terus berupaya mencari cara untuk membuka pasar yang lebih luas melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemasaran, " terangnya.

Sri Wahyuni berharap, dengan segala upaya yang dilakukan, Balungtunjung dapat menjadi desa wisata batik yang menarik minat pengunjung untuk belajar langsung tentang proses pembuatan batik khas desa tersebut. "Kami ingin batik tidak hanya menjadi warisan budaya yang dilestarikan, tetapi juga menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Balungtunjung," tutupnya.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut