Kejadian-kejadian di luar nalar pun terus dirasakan Bu Aras. Suatu ketika keponakannya menginap, ia melihat ada orang di luar rumah. Begitu ditengok, orang itu sangat tinggi hingga yang tampak hanya bagian kaki sampai lutut saja.
Hal tersebut jelas bukan mencirikan manusia biasa. Belakangan ini wanita paruh baya itu tidak lagi bertemu dengan makhluk dari kota gaib yang menganut sistem kerajaan itu. Ia pun berpendapat bahwa hanya orang-orang terpilih yang bisa terus menjalin komunikasi dengan penduduk Saranjana. Namun, bukan dialah orangnya.
“Orang yang bisa terus berkomunikasi dengan mereka itu memiliki tanda kunci seperti batu atau lainnya yang mengikat,” tutup Aras.
Hingga saat ini, orang-orang di Saranjana masih belum bisa didefinisikan sebagai jin atau lainnya. Namun, yang pasti mereka makhluk tak kasat mata yang wujudnya sama seperti manusia (orang limun) meski ada beberapa perbedaan ciri fisik yang cukup mencolok. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan