Aturan-aturan tersebut melarang perlakuan yang mempermalukan dan merendahkan martabat serta menetapkan bahwa tahanan harus diperlakukan secara manusiawi. Rekaman tersebut dapat semakin mengobarkan ketegangan di wilayah tersebut, termasuk di Tepi Barat yang diduduki.
Penangkapan terhadap para warga Palestina di sana dan kekerasan antara pemukim Israel dan penduduk Palestina telah meningkat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dan akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza yang miskin dan diblokade.
The Palestinian Prisoners Club,, sebuah organisasi non-pemerintah yang memantau penangkapan, mengatakan IDF telah menahan 1.830 warga Palestina di Tepi Barat sejak perang Israel-Hamas dimulai.
Ketika ditanya tentang angka-angka tersebut, IDF mengatakan pihaknya telah “melakukan aktivitas kontraterorisme intensif” di Tepi Barat bersama lembaga-lembaga lain, berdasarkan informasi intelijen.
“Lebih dari 550 serangan teror dilakukan terhadap warga sipil Israel dan pasukan keamanan. Sebagai tanggapan, IDF telah menangkap lebih dari 1.200 tersangka, 742 di antaranya anggota organisasi Hamas,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Laporan tersebut juga mengonfirmasi bahwa 38 orang ditangkap pada Selasa malam di Tepi Barat. Menurut Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina, 136 warga Palestina telah tewas dan 1.940 lainnya terluka di Tepi Barat akibat serangan IDF dan pemukim sejak 7 Oktober.
Namun, menurut PBB, bentrokan di wilayah tersebut telah menjadi masalah yang sudah berlangsung lama dan tidak semata-mata berasal dari konflik yang terjadi saat ini–sebelum perang Israel-Hamas, kekerasan di Tepi Barat berada pada titik tertinggi dalam hampir dua dekade. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan