Jawaban saksi itu tak masuk akal logika bagi Dayat. Sebab, saksi menerangkan lebih dulu masuk ke dalam gubuk sebelum cek cok hingga dorong mendorong antara korban dan terdakwa itu terjadi.
"Kenapa saudara saksi merekam video, apa tujuannya," tanya Dayat yang dijawab saksi berubah-ubah.
"Spontan," aku saksi yang kemudian menjawab mengirim video kejadian itu kepada keluarganya.
"Pengen ngasih kabar ke keluarga," aku saksi.
Selain mencecar soal itu, Dimas dan M Dally Barmassyah, Penasehat Hukum terdakwa lainnya juga mencecar saksi soal BAP yang pernah disampaikan saat penyidikan.
BAP yang diterangkan saksi saat penyidikan itu menerangkan jika memvideo dan melihat terdakwa mendorong memiting, memukul, hingga menginjak paha dan dada korban.
Saksi mengaku mencabut BAP itu. Ia mengaku tak ada pemukulan itu, hanya dorong mendorong saja.
Selain itu, saksi juga cecar penasehat hukum terdakwa soal keberadaan gubuk di tambak tersebut. Saksi Agus mengaku gubuk tersebut sudah tidak ada. Ia mengaku sudah dirobohkan orang-orangnya.
"Diantaranya Haji Dollah," aku saksi menjawab pertanyaan penasehat hukum.
Sonny Wibisono, ketika bersaksi di PN Sidoarjo terkait kasus dugaan pengeroyokan dan perbutan tak menyenangkan. (Foto : iNewsSidoarjo.id).
Meski demikian, kedua saksi itu tak mengetahui jika kejadian itu dilaporkan oleh korban ke Polsek Sidoarjo Kota.
Perlu diketaui, Moch Zainal Abidin (57) dan Moch Syafiudin (53) saat ini tengah duduk dikursi pesakitan. Keduanya didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu melakukan pengeroyokan sebagaimana diatur dalam pasal 170 ayat 1 KUHP.
Dakwaan alternatif kedua yaitu didakwa melakukan perbuatan tidak menyenangkan sebagaimana diatur dalam pasal 335 ayat 1 ke 1 KUHP.
Editor : Nanang Ichwan