Selain itu, drone juga mempunyai kemampuan unik untuk melakukan serangan presisi pada target bernilai tinggi. Drone ini mampu membawa 16 rudal Hellfire setara dengan kapasitas muatan helikopter serang Apache.
Selain mampu terbang di ketinggian 50.000 kaki atau sekitar 15.200 meter, MQ-9 Reaper bisa bermanuver di atas target selama 24 jam nonstop, sehingga sangat diandalkan menjalankan misi pengawasan.
MQ-9 Reaper memiliki total waktu terbang 325.000 jam pada 2018 untuk AU AS, 91 persen di antaranya guna mendukung operasi tempur. Pesawat tanpa awak ini dioperasikan pertama kali pada 2007 menggantikan drone Predator.
Data pabrikan mengungkap MQ-9 Reaper mampu terbang dengan kecepatan maksimum 440 km per jam serta dapat membawa sekitar 1,8 ton bahan bakar sehingga cocok untuk misi panjang.
General Atomics menyatakan, MQ-9 Reaper juga menunjukkan kemampuan dalam pertempuran udara-udara. Drone ini juga dilengkapi dengan Selt Protect Pod yang mampu mengidentifikasi potensi ancaman hingga melawannya. Sejauh ini, AS merupakan pembeli terbesar drone Reaper.
US Congressional Research Service menyebut, AU AS telah menggunakan 366 unit MQ-9 Reaper sejak 2007. Negara sekutu AS seperti Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, India, Jepang, dan Belanda juga telah mengoperasikan drone MQ-9 Reaper. Melansir media India, Economictimes, drone MQ-9 Reaper memiliki harga yang fantastis, yakni 32 juta dolar AS atau sekitar Rp491 miliar per unit. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan