Alan menyatakan, proses pemanfaatan limbah daun nanas menjadi benang, pertama-tama mengekstraksinya menjadi serat terlebih dulu.
Setelah itu, hasil ekstraksi limbah daun nanas dicuci untuk menghilangkan sisa daun.
Pekerja menenun benang dari limbah daun nanas. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)
"Serat daun nanas dijemur hingga kering dan disisir untuk merapikan serta membuat serat menjadi lebih halus. Setelah selesai, barulah serat atau benang dari limbah daun nanas siap diekspor atau dibuat kerajinan," ujarnya.
Alan menuturkan, CSR dari Pertamina EP sangat berdampak bagi perkembangan usahanya, terutama mesin dan pelatihan bagi masyarakat sehingga produktivitas hasil olahan limbah daun nanas meningkat.
"Sebanyak 300 kilogram limbah daun nanas dapat diubah menjadi 7 kg serat kering. Omzet dari penjualan serat limbah nanas dan produk kerajinannya antara Rp15 juta hingga Rp30 juta per bulan," tutur Alan.
Imas Fitriana, warga sekitar, mengaku sangat senang dilibatkan dalam pemanfaatan limbah daun nanas tersebut. Dengan usaha itu, dia bisa membantu suami memenuhi kebutuhan sehari-hari. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan