SIDOARJO, iNews.id - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor punya cara sendiri menggelar tasyakuran HUT Kemerdekaan RI ke-77 di Pendopo Wibawa dengan sholawatan dan santunan kepada anak yatim piatu.
Tasyakuran tersebut mengajak Kyai Khos diantaranya KH. Agoes Ali Masyhuri Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Lebo, KH. Nurcholis Misbah Pengasuh Ponpes Al Amanah Junwangi, Krian, dan KH. Amirudin Mun'im.
Selain Kiai Khos, jajaran forkopimda, para veteran, tokoh masyarakat serta jajaran instansi pemerintahan juga ikut hadir di acara tasyakuran "Rasa syukur kemerdekaan bangsa ini membawa kita semua sadar bahwa yang dicapai sekarang atas pengorbanan para pendahulu," kata Muhdlor, Selasa (16/7/2022) malam.
"Di usia yang ke 77 tahun, semangat perjuangan itu harus terus digelorakan, membawa bangsa ini lebih kuat lagi, mandiri dan berdikari seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa," tambahnya dengan didampingi Wabup Subandi.
Tasyakuran HUT ke 77 RI di Pendopo Sidoarjo itu diawali dengan membaca sholawat bersama dilanjutkan pemberian santunan kepada anak yatim piatu.
KH. Agoes Ali Mashuri (Gus Ali) dalam tausiyahnya menyampaikan, berkaca dari pembukaan UUD 45 bahwa dengan kemerdekaan ini layaknya diisi dengan rasa syukur. Begitu banyak nikmat Allah yang tidak dapat dihitung dan dibandingkan dengan apapun termasuk nikmat kemrdekaan ini.
Karena nikmat kemerdekaan, kata Gus Ali, merupakan salah satu dari kenikmatan yang tidak bisa dihitung, diantaranya nikmat hidup, dan nikmat hidayah, ketiga nikmat ini wajib disyukuri apapun itu karena dengan mempunyai rasa syukur pasti akan nikmat.
Nikmat hidup, lanjut Gus Ali diberikan kepada seluruh makhluk hidup, nikmat kemerdekaan khusus diberikan Allah sebagai representasi hak asasi manusia sedangkan nikmat hidayah khusus diberikan kepada manusia-manusia pilihan.
“Seluruh yang hadir disini saya doakan mendapatkan nikmat ini," Kyai Khos Sidoarjo tersebut.
Gus Ali melanjutkan bahwa nikmat hidup, nikmat kemerdekaan dan nikmat dihayah ketiga nikmat ini harus disyukuri.
Apabila mau membaca sejarah perjuangan bangsa bahwa kemerdekaan ini bukan hadiah dari penjajah namun sudah banyak melalui perjuangan panjang, melalui pengorbanan yang banyak bahkan nyawa dipertaruhkan untuk mewujudkan Indonesia Merdeka.
"Maka saya tekankan dimana-mana bahwa urgensi sanad keilmuan yaitu ilmu yang manfaat dan berkah," pungkasnya.
Editor : Nanang Ichwan