Pecinta Kuliner, Waspada Ini 5 Makanan Berpotensi Sebabkan Keracunan

Khansa Azzyati Qisthina
Ilustrasi (Foto: Instagram/@theculinarycentral)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id – Menyantap hidangan di restoran atau tempat makan di pinggir jalan sama saja menyerahkan kesehatan Anda ke tangan orang lain. Oleh karenanya, lebih bijak dan waspadalah saat Anda berwisata kuliner.

Adapun, menurut Badan Kesehatan Masyarakat Kanada, sebanyak empat juta orang Kanada jatuh sakit setiap tahunnya. Makanan yang disantap terkontaminasi, serta penyakit terkait dengan makanan menyebabkan lebih dari 11.500 orang dirawat di rumah sakit dan 250 kematian setiap tahunnya.

Dikutip dari okzone.com pada sabtu (3/2/2024) melalui CTV News, setidaknya ada lima jenis makanan yang menjadi sumber utama keracunan makanan. Berikut ulasannya;

1. Salad dan toge Menurut Health Canada, sayuran hijau dapat terkontaminasi patogen berbahaya, seperti E. coli dan salmonella. Michael Gaenzle, ilmuwan yang mengajar mikrobiologi pangan dan keamanan pangan mikroba di Universitas Alberta di Edmonton menjelaskan, hal ini juga dapat terjadi pada benih yang dipanen untuk menumbuhkan kecambah.

“Makanan terburuk mungkin adalah kecambah. Pada kecambah, Anda memperbesar risiko terjangkit penyakit karena selama proses bertunas, organisme memiliki peluang untuk tumbuh,” kata Michael.

Kecambah dan sayuran hijau juga dapat terkontaminasi selama pengemasan, pemrosesan, pengiriman, dan kontaminasi silang.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, sayuran hijau harus dicuci bersih, disimpan di lemari es bersih dengan suhu diatur 4,4 C atau lebih dingin, dan dipotong di talenan bersih.

2. Daging setengah matang Michael menggambarkan mengonsumsi daging giling setengah matang itu mirip dengan bermain permainan rolet Rusia - permainan mematikan menggunakan pistol revolver.

“Kita tahu bahwa sekitar 0,5 hingga satu persen dari kumpulan daging giling, bahkan dari pabrik yang diperiksa oleh pemerintah federal, terkontaminasi dengan E. coli penghasil racun Shiga,” katanya.

Bakteri E. coli cenderung hidup di permukaan potongan daging sapi. Bagi Keith Warriner seorang spesialis makanan mengatakan patogen tersebut dapat didistribusikan ke seluruh daging selama penggilingan.

Itu sebabnya daging giling harus dimasak sepenuhnya dengan suhu internal 71 derajat celsius, sedangkan steak dapat disajikan dalam porsi setengah matang pada suhu 63 derajat celsius.

Ayam adalah cerita lain. Unggas membawa patogen seperti salmonella dan campylobacter yang dapat menyebabkan diare, demam, dan kram perut. Untuk membunuh semua bakteri berbahaya pada ayam mentah, daging harus dimasak hingga matang.

3. Makanan laut dan ikan kering Bagi Warriner salah satu masalah dengan makanan laut adalah harganya yang mahal sehingga restoran enggan membuangnya sekalipun sudah tak layak.

Semakin lama ikan mentah disimpan di dapur, semakin tinggi kemungkinan keracunan makanan.

“Beberapa restoran, mereka melihat makanan yang dibuang ke tong sampah sama seperti dolar yang dibuang,” katanya. Michael mengatakan kerang dan tiram sangat berisiko dibandingkan kebanyakan ikan karena cara makannya.

“Kerang adalah filter feeder. Artinya mikroba atau virus apa pun yang ada di air akan terserap di kerang,” terang Michael.

4. Prasmanan Berbicara tentang pergantian, Warriner menghindari restoran bergaya prasmanan di mana makanannya tidak segera dimakan dan diisi ulang.

“Kalau tidak ramai, bisa dibilang makanan akan teronggok di sana. Mereka tidak akan membuang apapun karena itu menguntungkan,” ujarnya.

Alat penghangat bain-marie yang digunakan sebagian besar prasmanan tidak terlalu efisien dalam menjaga makanan tetap hangat. Jadi semakin lama makanan disimpan di meja prasmanan, semakin besar peluang berkembangnya patogen berbahaya. Lebih baik memilih restoran yang wadahnya diganti setelah kosong daripada diisi ulang.

5. Mengandung bawang putih dan mayones Warriner mengatakan minyak bawang putih dapat menjadi sumber botulisme— penyakit langka, tetapi serius. Disebabkan oleh racun yang menyerang saraf tubuh dan menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan otot, dan bahkan kematian.

Racun ini diproduksi oleh clostridium botulinum dan beberapa bakteri clostridium lainnya yang tumbuh subur di lingkungan anaerobik. “Kita semua tahu bawang putih adalah sumber botulisme dan minyak sebagai media anaerobik sehingga bisa tumbuh,” kata Warriner.

Mayones yang disimpan atau disiapkan dengan buruk juga dapat menjadi sarang patogen yang ditularkan melalui makanan. Pembuatan mayo sangat berisiko karena resep rumahan seringkali tidak memerlukan cukup asam – cuka. Dalam kasus mayo, cuka digunakan untuk membunuh bakteri yang mungkin ada dalam telur mentah yang digunakan untuk membuat bumbu. iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network