MENLO PARK, iNewsSidoarjo.id – Google akan segera membuat rute terbang ramah lingkungan buat pilot pesawat komersial. Tapi jangan salah, ini tidak seperti Google Maps yang digunakan masyarakat banyak.
Rute terbang tersebut seperti sebuah peta berukuran besar yang dapat setiap saat dilihat oleh pilot pesawat terbang komersial. Lewat peta itu diharapkan para pilot bisa mengurangi jejak kondensasi yang kerap merugikan lingkungan.
“Ini seperti peta raksasa yang menunjukkan agar pilot tidak terbang dalam ketinggian tertentu agar tidak meninggalkan jejak kondensasi. Jadi jangan terbangkan pesawat di tempat itu," ujar Scott Geraedts, Google Software Engineer, dikutip sindonews.com melaluiThe Verge, Kamis (10/8/2023).
Untuk membuat peta raksasa tersebut Google sendiri melakukan kerja sama dengan beberapa pihak di antaranya maskapai penerbangan American Airlines dan Breakthrough Energy yang dimiliki salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates. Disebutkan The Verge, jejak kondensasi merupakan masalah besar bagi Bumi.
Jejak kondensasi sendiri menghasilkan awan buatan. Hal itu terjadi karena uap air mengembun di sekitar jelaga atau partikel lain yang dilepaskan oleh pesawat.
Diperkirakan sekitar 35% dari dampak pemanasan global terjadi karena penggunaan pesawat terbang yang sangat tinggi. Sebab, awan buatan itu memerangkap panas yang kluar dsri Bumi. Di saat bersama jejak kondensasi justry memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke luar angkasa.
Hal itu semakin parah di malam hari karena tidak ada sinar matahari yang dipantulkan kembali ke luar angkasa. Untuk menghentikan pembentukan jejak kondensasi, pesawat dapat mencoba terbang di tempat yang kelembabannya lebih sedikit.
Jadi pilot hanya perlu bisa melihat di mana kelembapan itu untuk menghindarinya. Di situlah peta raksasa buatan Google dan Breakthrough Energy bekerja.
Untuk membuat peta itu mereka mengunakan puluhan ribu citra satelit untuk menemukan dan memberi label berbagai jejak kondensasi yang sudah terjadi. Mereka menggunakan data tersebut untuk membuat model tiga dimensi dalam mendeteksi jejak kondensasi.
Setelah menambahkan lebih banyak data cuaca dan penerbangan, para peneliti akhirnya memiliki model untuk memprediksi kapan dan di mana jejak kondensasi dapat terbentuk.
Saarr ini peta tersebut sudah diuji coba oleh American Airlines dalam 70 penerbangan yang mereka lakukan selama enam bulan belakangan ini. Hasilnya sangat menarik karena para pilot penerbangan tidak perlu mengubah rute penerbangan mereka.
Mereka tinggal mengatur ketinggian pesawat agar tidak meninggalkan jejak kondensasi.
“Sangat-sangat mudah dan intuitif. Kita kerap mengubah ketinggian pesawat saat terjadi turbulensi. Dan ini kurang lebih sama,” ujar Debora Hecker, Director of Flight Operations American Airlines. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait