Mengenang Perlawanan Agresi Militer Belanda, Warga Menggelar Upacara di Jembatan Lama Kertosono
NGANJUK, iNewsSidoarjo.id - Upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI berlangsung unik di bantaran Sungai Brantas, tepat di bawah Jembatan Lama Kertosono (JLK), Minggu (17/8/2025).
Lokasi ini dipilih karena sarat nilai sejarah, meski kondisi jembatan yang berusia lebih dari 100 tahun tidak memungkinkan pelaksanaan upacara di atasnya. Upacara digagas warga yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk (Kotasejuk) dengan dukungan sejumlah lembaga, antara lain Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Paguyuban Trah Mpu Sindhok, Paguyuban Trah Bupati Nganjuk, Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti), Paguyuban Abdi Keraton Surakarta (Pakasa), serta masyarakat sekitar.
Anggota Kotasejuk, Sukadi, menyatakan JLK dipilih karena menjadi saksi perlawanan rakyat Nganjuk pada Agresi Militer Belanda II tahun 1949. "Jembatan Lama Kertosono punya nilai sejarah tinggi saat para pejuang melawan pasukan Belanda. Selain itu, jembatan ini juga termasuk obyek diduga cagar budaya," ujarnya.
Sukadi menambahkan, kegiatan tersebut juga bertujuan menggugah kesadaran masyarakat agar menjaga kelestarian jembatan peninggalan tahun 1920 itu. "Kami mendukung pembangunan jembatan baru, tapi sebaiknya di sisi kanan atau kiri, sehingga tidak merusak nilai sejarah JLK. Apalagi ada kabar soal rencana perobohan," tegasnya.
Salah satu peserta upacara, Ika Krista, mengaku terharu saat bendera merah putih dikibarkan. "Ketika lagu Indonesia Raya berkumandang, saya membayangkan bagaimana perjuangan di sini. Rasanya hampir menitikkan air mata," katanya.
Kotasejuk dikenal rutin menggelar upacara kemerdekaan di tempat bersejarah. Tahun lalu, komunitas ini menggelar upacara di Candi Lor dengan menggunakan bahasa Jawa sebagai bagian dari pelestarian tradisi dan sejarah lokal
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan