Sarasehan Budaya: Ketika Ajaran Ksatria Serat Tripama Relevan di Era Modern
Senada, Kristyadi, S.Sn., M.A., narasumber lain dari ISI Yogyakarta, menegaskan bahwa Serat Tripama tak hanya penting dari sisi sastra, tetapi juga sebagai media vital untuk pendidikan karakter. "Tripama bisa menjadi rujukan dalam membentuk kepribadian generasi muda. Ia bukan sekadar bacaan, tetapi tuntunan moral," tegas Kristyadi.
Suroto, Ketua Panitia Sarasehan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari uri-uri budaya atau pelestarian warisan leluhur.
Selain diskusi interaktif, sarasehan ini juga dimeriahkan dengan pementasan fragmen wayang kulit Climen. "Penampilan wayang Climen tidak hanya menghibur, tetapi juga menghidupkan kembali pesan moral dari cerita yang diangkat," tutur Suroto.
Para peserta merasakan pengalaman belajar yang berbeda, tidak hanya dari buku, tetapi juga melalui dialog, seni, dan kebersamaan dalam suasana yang khidmat dan terbuka.
Suroto menambahkan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah mengajak generasi muda untuk kembali mengenal ajaran moral dan keteladanan dalam budaya Jawa, khususnya yang terkandung dalam Serat Tripama. "Melalui sarasehan ini, kami ingin menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan Jawa, sekaligus membentengi generasi penerus bangsa ini dari budaya asing yang buruk," harapnya.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan