Fortasi Smamda Sidoarjo, Lebih dari Sekadar MPLS, Cetak Siswa Unggul Berkarakter Islami
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) tak seperti biasanya.
Dikenal dengan nama Forum Ta'aruf Siswa (Fortasi), kegiatan ini bukan sekadar ajang pengenalan, melainkan sebuah strategi komprehensif untuk memetakan potensi peserta didik dan membentuk karakter Islami sejak dini. Bahkan, Fortasi menjadi gerbang awal penempatan siswa di kelas-kelas unggulan.
Kepala Smamda, Zainul Arifin, menegaskan bahwa Fortasi didesain jauh melampaui pengenalan lingkungan fisik sekolah. "Fortasi itu bukan hanya mengenalkan siswa ke sekolah, tapi juga mengenalkan budaya Smamda, budaya Islami, seperti senyum, sopan, saling mendoakan, dan saling memaafkan. Itu budaya yang harus dibiasakan sejak awal," ujar Zainul saat ditemui di sela kegiatan Fortasi pada Senin (15/7/2025).
Fortasi di Smamda menjadi langkah awal untuk mengenali kemampuan unik setiap peserta didik. Menariknya, siswa-siswi Smamda berasal dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk luar Jawa seperti Kalimantan dan NTT.
Oleh karena itu, pengenalan lingkungan juga mencakup penanaman visi sekolah dan pendekatan pembelajaran seperti deep learning, meaningful learning, dan joyful learning. Yang paling Krusial, Zainul mengungkapkan bahwa kegiatan Fortasi juga menjadi bagian dari seleksi internal untuk pemetaan kelas, termasuk kelas unggulan.
Namun, ia menekankan bahwa Smamda menjunjung tinggi potensi individu. "Bukan berarti yang masuk kelas reguler itu siswa buangan. Semua didasarkan pada pemetaan kompetensi. Pembelajaran kami berbasis kompetensi, bukan kasta," tegasnya.
Fortasi Smamda juga melibatkan peran aktif kakak kelas dari OSIS dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai pendamping.
Pendampingan ini dinilai krusial untuk membangun rasa percaya diri dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan di antara peserta didik baru. "Harapannya, dengan pendampingan sejak awal, anak-anak bisa menyusun cita-cita dan perencanaan belajar mereka selama tiga tahun ke depan," tambah Zainul.
Setelah Fortasi berakhir, pihak sekolah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberhasilan program ini.
Evaluasi tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga emosional dan kecakapan sosial siswa. "Semua kegiatan di Smamda itu harus ada evaluasinya. Termasuk Fortasi, akan kami nilai bagaimana dampaknya terhadap pembentukan karakter dan kesiapan belajar anak-anak," tutup Zainul.
Editor : Aini Arifin