Lagi! 11 Pendaki Hilang di Gunung Arjuno, Ada Hubungannya Dengan Pasar Setan?
MALANG, iNewsSidoarjo.id – Total Sebanyak 11 pendaki Gunung Arjuno tersesat berhasil dievakuasi oleh tim gabungan. Pendaki itu diketahui merupakan pendaki ilegal yang naik dari Kebun Teh Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kasi Humas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, pihaknya menerima laporan pendaki yang tersesat di kawasan Bukit Licin, yang masuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, wilayah Kabupaten Malang. Mereka rencananya melakukan perjalanan pendakian melalui Bukit Lincing, kawasan Kecamatan Singosari, menuju ke Gunung Arjuno.
"11 orang pendaki melakukan perjalanan ke Bukit Lincing pada Kamis dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Mereka diduga naik melalui jalur tidak resmi via Kebun Teh Wonosari tanpa mengantongi tiket pendakian atau registrasi kepada pengelola," ucap Bambang Subinajar, dikutip dari okzone.com pada Jumat (30/5/2025).
Usai menerima laporan adanya rombongan pendaki tersesat, petugas lantas berkoordinasi dengan tim SAR dan relawan kebencanaan. Tim gabungan mulai melakukan pencarian sejak pukul 10.00 WIB. Setelah lebih dari lima jam penyisiran, seluruh pendaki akhirnya berhasil ditemukan dan dievakuasi pada pukul 15.30 WIB dalam kondisi selamat.
Para pendaki yang berhasil dievakuasi adalah EY (45), A (45), dan V (18) asal Jl. Plaosan Barat, Kota Malang; S (18) asal Wagir, Kabupaten Malang; MRM (17) asal Blimbing, Kota Malang; AZ (46) dan NF (46) asal Sapto Renggo, Kecamatan Pakis.
Kemudian ada empat orang lainnya yakni KA (42) dan LN (45) asal Lawang, NPI (15) dari Dusun Sapto Renggo, Pakis, dan KM (18) asal Dusun Krajan Tengah, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang. "Seluruh pendaki dalam keadaan selamat, mereka kemudian diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing," tuturnya.
Konon, ada cerita misteri Gunung Arjuno di kalangan pendaki yang menghubungkannya dengan keberadaan Pasar Setan. Kabarnya, pasar tersebut terletak di salah satu sabana luas yang menjadi rute pendakian Kabarnya, sejumlah pendaki mendengar keramaian dan suara bising yang mirip dengan suasana pasar, meskipun jalur tersebut seharusnya sepi, hanya terdiri dari sabana luas dan tanah lapang.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan