Upacara doa pada hari Kamis dipimpin oleh kepala rabi Israel dan rabi Tembok Barat, Shmuel Rabinowitz. Perayaan Paskah tidak hanya menarik ribuan warga Israel ke Tembok Barat, yang dianggap suci bagi umat Yahudi dan Muslim, namun juga menarik pengunjung Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa, meskipun salat di sana hanya diperuntukkan bagi umat Islam.
Sementara itu, kemunculan Ben Gvir menyusul laporan upayanya untuk mengizinkan ibadah Yahudi di tempat suci tersebut. Bagi umat Islam, Noble Sanctuary adalah rumah bagi situs tersuci ketiga umat Islam, Masjid Al-Aqsa, dan Kubah Batu, sebuah bangunan abad ketujuh yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha.
Orang Yahudi menyebut kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai Temple Mount, dan beberapa orang percaya di situlah kuil Yahudi kuno pertama dan kedua berdiri.
Sekelompok aktivis sayap kanan yang berusaha menyembelih seekor kambing di titik konflik kompleks Masjid Al-Aqsa mengklaim bahwa Ben-Gvir memastikan pembebasan mereka setelah penangkapan mereka pada hari Senin karena melanggar larangan yang diberlakukan oleh kepala rabi Sephardi Israel, Yitzhak Yosef.
Menurut Haaretz, aktivis dari kelompok radikal Returning to the Mountain dilaporkan berterima kasih kepada Ben-Gvir atas intervensinya. Awal bulan ini, Rabbi Yosef mengeluarkan pemberitahuan yang melarang jamaah Yahudi mengunjungi kompleks Al-Aqsa, dan menyatakan hal itu sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum Yahudi”.
Ben-Gvir, pemimpin partai ekstremis Kekuatan Yahudi, telah menjadi pendukung setia gerakan yang secara rutin menyerbu kompleks Al-Aqsa. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan