Kejamnya Pasukan Israel! Serang Kapal Bantuan Gaza di Perairan Internasional

TEL AVIV, iNewsSidoarjo.id - Pesawat nirawak Israel menyerang satu kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza saat berada di perairan internasional dekat Malta pada hari Jumat (2/5).
Menurut Freedom Flotilla Coalition (FFC), yang mengorganisasi misi tersebut, serangan tersebut tampaknya sengaja menargetkan generator kapal, memicu kebakaran dan menyebabkan "kerusakan besar pada lambung kapal" yang membuat kapal dalam bahaya tenggelam.
Kapal, yang berlayar sesaat sebelum serangan, membawa 30 orang dari 21 negara, termasuk "tokoh-tokoh terkemuka". Setelah serangan tersebut, kapal mengeluarkan sinyal marabahaya SOS. Siprus Selatan mengirimkan satu kapal tetapi FFC mengatakan kapal tersebut "tidak menyediakan dukungan listrik penting yang dibutuhkan".
“Awak kapal kehilangan pasokan listrik dan komunikasi dengan kapal terputus,” ungkap FFC yang dikutip dari sindonews.com pada Sabtu (3/5/2025). FFC, koalisi aktivis nonkekerasan yang berkampanye untuk mengakhiri pengepungan Israel di Gaza, mengatakan mereka mengorganisasi orang-orang yang hilang di tengah pemblokiran media "untuk menghindari potensi sabotase".
Pemerintah Malta mengatakan pada Jumat pagi bahwa kapal tunda di dekatnya telah dikerahkan untuk membantu kapal dan mengonfirmasi semua orang di kapal itu "dipastikan selamat".
"Duta besar Israel harus dipanggil dan dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum internasional, termasuk blokade yang sedang berlangsung dan pemboman kapal sipil kami di perairan internasional," ungkap pernyataan FFC. Serangan Israel terjadi tepat dua bulan setelah Israel menghentikan semua bantuan kemanusiaan dan barang-barang komersial memasuki Gaza.
Menurut Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, blokade yang sekarang menjadi yang paling parah sejak perang dimulai 18 bulan lalu, telah menjerumuskan hampir 91% populasi, sekitar dua juta orang, ke dalam krisis pangan.
“Jumlah anak-anak yang menerima perawatan untuk kekurangan gizi meningkat hingga 80% pada bulan April dibandingkan dengan bulan Maret, yang disebabkan blokade yang sedang berlangsung,” ungkap pernyataan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Ocha) awal pekan ini.
Menurut Ocha, 92% anak-anak berusia enam bulan hingga dua tahun dan ibu mereka, tidak menerima nutrisi minimum yang dibutuhkan, sementara 65% penduduk Gaza tidak memiliki akses ke air minum bersih. Setidaknya 50 anak Palestina telah meninggal karena kekurangan gizi di Gaza sejak perang Israel dimulai pada Oktober 2023, menurut kantor media pemerintah Gaza.
Secara keseluruhan, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 52.000 warga Palestina di daerah kantong yang dikepung itu, termasuk lebih dari 15.000 anak-anak, dan melukai 118.000 lainnya. Setidaknya 10.000 orang lainnya masih hilang. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan