GAZA, iNewsSidoarjo.id - Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Parahnya, dia menyatakan bahwa situs suci tersebut “hanya milik negara Israel”.
“Kami bahkan tidak akan mengizinkan pernyataan tentang negara Palestina,” katanya, dikutip dari sindonews.com melalui AP pada Jumat (24/5/2024).
Ben-Gvir mengatakan kunjungan tersebut merupakan respons terhadap tiga negara Eropa yang secara sepihak mengakui negara Palestina merdeka. Pada April lalu, Ben-Gvir melakukan kunjungan provokatif ke kompleks Masjid Al-Aqsa untuk memperingati hari raya Paskah Yahudi.
Kunjungan Ben-Gvir bertepatan dengan pemukim ilegal yang memaksa masuk ke kompleks masjid, yang merupakan titik konflik di tengah permusuhan yang sedang berlangsung.
Ditemani putranya, politisi sayap kanan tersebut menghadiri upacara doa Yahudi di Tembok Barat, yang dalam bahasa Ibrani dikenal sebagai 'Birkat Kohanim'.
Upacara doa pada hari Kamis dipimpin oleh kepala rabi Israel dan rabi Tembok Barat, Shmuel Rabinowitz. Perayaan Paskah tidak hanya menarik ribuan warga Israel ke Tembok Barat, yang dianggap suci bagi umat Yahudi dan Muslim, namun juga menarik pengunjung Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa, meskipun salat di sana hanya diperuntukkan bagi umat Islam.
Sementara itu, kemunculan Ben Gvir menyusul laporan upayanya untuk mengizinkan ibadah Yahudi di tempat suci tersebut. Bagi umat Islam, Noble Sanctuary adalah rumah bagi situs tersuci ketiga umat Islam, Masjid Al-Aqsa, dan Kubah Batu, sebuah bangunan abad ketujuh yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha.
Orang Yahudi menyebut kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai Temple Mount, dan beberapa orang percaya di situlah kuil Yahudi kuno pertama dan kedua berdiri.
Sekelompok aktivis sayap kanan yang berusaha menyembelih seekor kambing di titik konflik kompleks Masjid Al-Aqsa mengklaim bahwa Ben-Gvir memastikan pembebasan mereka setelah penangkapan mereka pada hari Senin karena melanggar larangan yang diberlakukan oleh kepala rabi Sephardi Israel, Yitzhak Yosef.
Menurut Haaretz, aktivis dari kelompok radikal Returning to the Mountain dilaporkan berterima kasih kepada Ben-Gvir atas intervensinya. Awal bulan ini, Rabbi Yosef mengeluarkan pemberitahuan yang melarang jamaah Yahudi mengunjungi kompleks Al-Aqsa, dan menyatakan hal itu sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum Yahudi”.
Ben-Gvir, pemimpin partai ekstremis Kekuatan Yahudi, telah menjadi pendukung setia gerakan yang secara rutin menyerbu kompleks Al-Aqsa. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan