Ini Penjelasan Akhlak Rasulullah SAW adalah Al Qur'an

Sesungguhnya apa yang dianggap baik, dipuji dan diserukan oleh Al-Qur’an, maka beliau mengamalkannya. Sedangkan apa yang dicela dan dilarang oleh Al-Qur’an, maka beliau menjauhinya dan meninggalkannya. Al-Qur’an adalah penjelasan untuk akhlak beliau.” Alasan kedua.
Di antara hak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada kita -terutama pada hari-hari yang di mana kepribadian beliau yang mulia diserang dengan kampanye kedustaan dan pencemaran- adalah menyebutkan karakter beliau yang mulia, sifat-sifat beliau yang terpuji, agar dunia mengetahui bahwasanya di dalam karakteristik beliau yang mulia terdapat pribadi yang suci, jiwa yang agung dan hati yang mulia.
Abu Hamid Al-Ghazali Rahimahullah mengatakan dalam Ihya’ Ulumid Din, 2/430-442, “Penjelasan tentang sejumlah kebaikan akhlak Nabi yang dihimpun oleh para ulama dan diambil dari beberapa berita.” Al-Ghazali melanjutkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling lembut hatinya, paling adil dan paling menjaga kesucian.
Tangan Nabi tidak pernah menyentuh tangan perempuan yang bukan budaknya, yang tidak terikat hubungan pernikahan dengannya, dan yang bukan mahramnya. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling dermawan. Tidak pernah uang satu Dinar atau satu Dirham tertahan hingga satu malam di tangannya.
Jika beliau memiliki harta lebih, lalu tidak menjumpai orang yang bisa disedekahi, kemudian malam menjelang, maka beliau tidak akan membawanya masuk dalam rumahnya sebelum membebaskan diri dari harta itu dengan mengatur rencana bagaimana harta itu sampai ke tangan orang yang membutuhkannya.
Dari semua bagian rezeki yang Allah anugerahkan kepadanya, beliau hanya mengambil makanan pokok yang cukup untuk beliau konsumsi selama setahun. Itu pun makanan yang paling mudah didapat, seperti kurma dan gandum. Sisanya beliau habiskan di jalan Allah. Nabi tidak diminta melainkan pasti memberi. Beliau bertahan dengan makanan pokok tahunannya dan tetap memberikan sebagian dari makanannya tersebut.
Hingga terkadang sudah habis sebelum satu tahun. Jika tidak mendapat rezeki apa pun, beliau bersabar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjahit sandalnya sendiri, menambal bajunya, membantu pekerjaan rumah dan memotong daging bersama istri-istrinya.
Nabi adalah manusia yang paling besar rasa malunya sehingga tidak lama menatap wajah seseorang. Beliau senantiasa memenuhi semua undangan yang datang baik dari hamba sahaya maupun orang merdeka.
Beliau juga menerima hadiah meskipun hanya seteguk susu atau sekadar paha kelinci. Beliau merasa cukup dengannya dan pasti memakannya. Beliau tidak pernah memakan sedekah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah sombong dari memenuhi undangan umat dan orang miskin.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan