JAKARTA, iNewsSidoarjo.id – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyoroti permasalahan efek gas rumah kaca yang berasal dari sektor perumahan. Pasalnya, jumlah perumahan yang meningkat berdampak pula terhadap kondisi lingkungan.
"Secara global, perumahan turut berkontribusi ke emisi gas rumah kaca sebesar 17 persen di mana 5,5 persen-nya adalah dampak langsung dan 11 persen adalah dampak tidak langsung dari propertinya," ungkap Sri dalam Seminar on Energy Efficient Mortgage (EEM) Development throughout ASEAN Countries di Jakarta, dilansir dari iNews.id pada Rabu (23/8/2023).
Sri menyebut untuk mengatasi hal ini, maka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hijau menjadi salah satu opsi atau solusi pembiayaan. Pasalnya, opsi ini selaras dengan isu lingkungan dan keberlanjutan.
"Dengan skema KPR hijau ini, bisa mendorong program pembelian dan renovasi rumah yang memenuhi standar yang telah diatur, terlebih perumahan hijau atau ramah lingkungan ini desainnya memang untuk menghemat energi 20 persen," tuturnya.
Skema yang disediakan pemerintah saat ini melalui anggaran belanja negara adalah melalui subsidi DP rumah hingga penyediaan rumah susun dengan harga terjangkau.
Dengan begitu, masyarakat juga akan lebih mudah memiliki hunian.
"Ini demi membantu masyarakat berpendapatan rendah (MBR) sehingga mereka bisa memiliki hunian rumah.Hanya saja, skema pembelian KPR hijau ini masih asing di kalangan masyarakat awam," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Maka dari itu, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ini, Sri mendorong perbankan untuk menggalakkan pembiayaan rumah melalui KPR hijau. Ini juga demi menutupi kesenjangan antara jumlah rumah yang dibangun dan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Konsep KPR hijau ini masih perlu kita dorong karena dia masih belum familiar di mata masyarakat, sementara backlog perumahan di Indonesia masih tinggi di 12,7 juta. Pemenuhan kesenjangan ini bisa dilakukan dengan adanya perumahan hijau," kata Sri Mulyani. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan