Logo Network
Network

Kisah Pengusaha Es Krim Vanesa, Dulu Kuli Bangunan hingga Tak Lulus SD

Dinar Fitra Maghiszha
.
Minggu, 09 Oktober 2022 | 15:49 WIB
Kisah Pengusaha Es Krim Vanesa, Dulu Kuli Bangunan hingga Tak Lulus SD
Pengusaha es krim bernama Sanawi sukses mengembangkan bisnisnya. Sanawi merupakan pendiri es krim Vanesa, yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia. (Foto: YouTube Fariz Imaduddin).

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Dulu hanya bekerja kuli bangunan, namun siapa sangka kehidupan berputar 180 derajat dan kini menjadi pengusaha es krim Vanesa hingga miliki pabrik sendiri dan ratusan distributor berbagai daerah.

Ya, sosok itulah bernama Sanawi. Kerja keras Sanawi bertahun-tahun menjajahkan es krim keliling membuahkan hasil. Sejak tahun 2010 silam, ia memiliki 400 pengecer. Jumlah tersebut terus meningkat hingga setiap waktunya.

Hingga tahun 2021, Sanawi memiliki 700 mitra dengan 27 sub distributor yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, dan Jakarta. Melalui es krim branding Vanesa itu, dia kini memiliki pabrik es krim di kawasan Kudus, Jawa Tengah.

Dilansir dari iNews.id, kisah sukes Sanawi itu tak lepas dari perjuangan hidup yang jatuh bangun dan cukup lama. Sanawi tidak berasal dari turunan keluarga, tetapi merupakan bentuk kerja kerasanya dari sesorang yang menyandang predikat bukan siapa-siapa. Pasalnya, miliarder itu tidak lulus Sekolah Dasar (SD).

Meski tak memiliki pendidikan formal, Sanawi mampu mengembangkan es krim dengan kegigihan. Berasal dari keluarga kurang mampu, Sanawi kini mampu merasakan hidup serba kecukupan.

Pria kelahiran Blora, Jawa Tengah ini saat masa kecilnya menghabiskan waktu dengan mengembala sapi, persis seperti yang dilakukan ayahnya. Hidup serba pas-pasan membuat keluarga Sanawi saat itu memandang pendidikan bukan satu prioritas. Alhasil dirinya tak bisa membaca dan menulis.

Di umur 16 tahun, merasa tak ada harapan di kampung, Sanawi dan tetangganya memutuskan merantau ke Jakarta dengan modal Rp7.500 hasil penjualan ketela. Nominal tersebut saat itu dianggap cukup untuk mengawali kebutuhan awal di perantauan.

Sayanganya, sesampai di ibu kota dirinya justru ditinggal tetangganya. Dengan berat hati, dia kemudian kembali pulang ke Blora. Seiring waktu berjalan, tekad dan mental Sanawi perlahan terasah. Dirinya memulai kembali untuk pergi sendirian ke Jakarta. Tak peduli aral melintang, dia akhirnya berangkat untuk menemui harapan masa depannya.

Follow Berita iNews Sidoarjo di Google News

Halaman : 1 2
Bagikan Artikel Ini