WARSAWA, iNewsSidoarjo.id-Polandia, negara anggota NATO , bisa berakhir dalam konflik militer dengan Rusia dalam tiga sampai sepuluh tahun. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Marcin Ociepa.
Dalam wawancara dengan surat kabar DGP, Ociepa mengatakan Polandia akan membutuhkan waktu yang tersisa sebelum perang untuk mendapatkan senjata sebanyak mungkin.
“Ada risiko serius perang dengan Rusia,” kata Osiepa. "Waktu potensi perang ini tergantung pada bagaimana konflik di Ukraina berakhir," katanya lagi.
Menurutnya, pada akhirnya akan tergantung pada berapa tahun Rusia perlu membangun kembali potensi militernya.
Dia tidak mengidentifikasi faktor tambahan yang dapat meningkatkan atau mengurangi risiko perang. Ociepa mengangkat isu tersebut sambil menggambarkan realitas geopolitik yang seharusnya memaksa Polandia untuk secara cepat meningkatkan potensi pertahanannya sendiri.
"Kami harus menggunakan waktu ini untuk mempersenjatai kembali Angkatan Darat Polandia secara maksimal,” katanya kepada surat kabar Polandia tersebut, yang dilansir Kamis (8/9/2022).
Kantor berita Polandia, PAP, melaporkan rancangan anggaran negara Polandia untuk tahun depan memerlukan rekor pengeluaran untuk angkatan bersenjata, sebesar 97 miliar zloty (USD20,52 miliar).
Beberapa dana tambahan untuk memodernisasi militer akan dikumpulkan melalui ekstra-anggaran Dana Dukungan Angkatan Bersenjata yang dikelola oleh bank negara Polandia BGK.
Pemerintah Polandia, dalam sebuah pernyataan, mengatakan dana yang dibuat pada musim semi lalu menerima sumbangan dari siapa pun yang bersedia memberikan kontribusi untuk pertahanan Polandia.
Menurut Ociepa, dana tersebut dapat berjumlah sekitar 30-40 miliar zloty (USD6,36-USD8,48 miliar).
Jumlah pastinya tetap “tidak terdefinisi” karena akan bergantung pada “pasar keuangan". Warsawa telah menunjuk dugaan ancaman dari Rusia selama beberapa waktu. Sejak peluncuran operasi militer Moskow di Ukraina pada akhir Februari, Polandia, bersama dengan negara-negara Baltik, telah meminta AS dan NATO untuk dukungan militer tambahan, dengan alasan dugaan ancaman tersebut.
Moskow, sementara itu, bersikeras bahwa ekspansi NATO ke perbatasannya adalah salah satu alasan serangan di Ukraina. Pada hari Rabu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membela bantuan militer blok itu ke Kiev dengan menyatakan bahwa, jika berhasil di Ukraina, Rusia mungkin mengambil risiko serangan terhadap sekutu NATO.
Polandia telah menjadi salah satu pendukung setia Kiev sejak awal konflik dan juga mengambil posisi garis keras dalam hubungan dengan Moskow. Secara khusus, negara itu berhenti mengeluarkan visa untuk warga Rusia dan merupakan salah satu anggota Uni Eropa yang mengadvokasi larangan visa di seluruh blok untuk warga Rusia. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan