Berikut Kisah Rizky Ridho, Berawal dari Sepak Bola Jalanan hingga Menjadi Tembok Kokoh

SURABAYA, iNewsSidoarjo.id- Kisah Perjalanan Rizky Ridho hingga menjadi bek andalan Timnas Indonesia sangat terjal. Karier cemerlang Ridho saat ini berawal dari jalanan Kota Surabaya.
Ridho saat ini begitu kokoh di lini belakang Timnas Indonesia. Dengan format tiga bek, Rizky sering ditandemkan dengan Fachruddin Aryanto dan Elkan Bagott.
Melangsir dari iNews.id Ridho pun menjadi langganan Shin Tae-yong untuk mengisi lini belakang tim racikannya. Pada Kualifikasi Piala Asia 2023 lalu, peran Ridho di jantung pertahanan Timnas Indonesia begitu vital. Namun, Ridho tidak meraih kejayaannya bersama Timnas Indonesia dengan instan.
Pemain berusia 20 tahun itu memulai kariernya dari nol. Bahkan, Ridho menghabiskan masa kecilnya dengan sepak bola jalanan. Ya, bermain sepak bola di jalan raya tentu berbahaya dan menganggu pengendara.
“Dulu waktu kecil sering main bola di jalan raya, jadi orang tua lebih khawatir jika saya bermain bola di jalan raya, akhirnya waktu naik kelas 3 SD, saya ikut klub sepak bola di Surabaya,” kata Ridho dikutip dari wawancaranya bersama PSSI TV, Selasa (12/7/2022).
“Dulu saya SSB pertama itu di Simo Putra, saya banyak pindah-pindah klub, tapi saya lebih lama di Sidoarjo juga, ada Persada, ada PSM Masangan,” tambahnya. Posisi pertama Ridho kala bermain di SSB bukan di lini belakang, melainkan striker.
Namun, pelatihnya di SSB menilai bahwa Rizky tidak cocok di depan karena sering terjebak offside.
“Dulu saya striker, tapi pelatih bilang dia takut kalau saya di depan soalnya offside terus, saya juga lemah di fisik, akhirnya saya direkomendasikan jadi stopper, Alhamdulillah sampai sekarang,” tuturnya.
Ridho kecil menganggap bahwa bermain sepak bola adalah perkara bersenang-senang bersama teman. Namun seiring memasuki dunia profesional, Rizky sadar bahwa sepak bola bukan sekadar bersenang-senang. Ridho dituntut untuk konsisten menjaga performa apiknya.
Tak sekadar membawa timnya meraih hasil positif, Ridho ingin orang tuanya bangga dengan penampilannya di lapangan.
“Kalau dulu saya kecil inginnya main bola ya main-main aja, tapi semakin dewasa, pikirannya lebih seperti ingin membanggakan kedua orang tua,” lanjutnya.
Bukan tanpa sebab, Ridho memang amat menyayangi kedua orang tuanya. Bahkan menurutnya, gaji pertamanya dipakai untuk mendaftarkan orang tuanya berangkat haji.
“Dari dulu kemanapun saya main, ayah selalu nganter-nganter saya, ibu juga mendukung lewat doa, lebih ke dukungan lewat WA juga kalau saya di rumah,” sambungnya.
“Saya dapat uang DP pertama dari Persebaya itu langsung saya kasihkan ke orang tua saya, langsung daftarkan mereka haji, tapi mungkin nunggunya lama, jadi kalau dapat rezeki lagi saya kasih lagi, biar mereka cepat naik haji,” tutupnya.iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan