Kisah perjalanan para alim ulama bisa menjadikan satu pembelajaran spiritual tersendiri, pasalnya mengandung banyak nilai keislaman dan keimanan. Salah satunya yakni kisah karomah Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari Wali Songo.
Di Indonesia umumnya, khususnya di Pulau Jawa, para Wali Songo atau sembilan wali merupakan orang-orang istimewa dan terpilih yang mensyiarkan ajaran Islam. Salah satu di antaranya adalah Sunan Kalijaga.
Waliyullah yang memiliki nama asli Raden Said ini sebelum menjadi seorang yang shaleh sempat mengalami sebuah perjalanan hidup yang dapat menjadi pembelajaran bagi semua Muslim.
Berikut ini kisahnya :
Sunan Kalijaga adalah sosok putra Adipati Tuban (sekarang bupati) yang sudah mengenal ajaran Islam sejak kecil. Hidup tenang dan makmur di lingkaran penguasa tidak menjadikan sosoknya terlena, justru Raden Said kecil memberontak saat mengetahui beberapa pejabat kadipaten yang menarik pajak tinggi buat rakyat jelata.
Hal ini membuat beliau tergerak untuk membantu masyarakat dengan cara mengambil hasil pajak bumi yang berupa tanaman untuk dibagikan kepada rakyat secara diam-diam. Sunan Kalijaga melakukan aksinya itu setiap malam dan berhasil membuat rakyat yang menerima pun menjadi senang hati, walau tak mengetahui siapa sosok yang "memberi".
Suatu hari pihak kadipati curiga karena bahan makanan berkurang drastis di gudang kerajaan akhirnya melakukan pengintaian saat malam tiba. Betapa terkejutnya mereka saat mengetahui bahwa sosok Raden Said-lah yang mencurinya. Akhirnya ia dilaporkan kepada sang ayahanda dan menerima hukuman cambuk serta dikurung selama beberapa saat.
Namun hal itu tak membuat Raden Said jera. Selepas dihukum, ia terus melancarkan aksi tersebut hingga pada akhirnya, seorang pihak kerajaan yang mengetahui tindakan dan tak suka dengan sosok Sunan Kalijaga kecil lantas membuat fitnah.
Ia merampok namun untuk dirinya sendiri bahkan memerkosa dengan menggunakan topeng dan kostum yang sama dengan apa yang dikenakan oleh Raden Said. Ketika tindakan bejat itu dilaporkan oleh korban, ayahandanya yang mengira itu tindakan putranya pun marah besar hingga mengusir anaknya sendiri keluar dari kerajaan.
Menjadi Brandal dan Bertemu Sunan Bonang
Ketika diusir, Raden Said pun pergi mengembara tanpa arah, namun ia tetap melakukan aksi bak Robin Hood di cerita rakyat Negara Barat. Ia meningkatkan kemampuannya dan mengubah identitasnya hingga akhirnya terkenal dengan sebutan Brandal Lokajaya.
Suatu hari Brandal Lokajaya coba mencuri sebuah tongkat yang dikira terbuat dari emas milik seorang pria tua yang melintasi hutan tempatnya bernaung.
Namun ternyata tongkat itu bukan terbuat dari emas. Raden Said yang merasa kasihan lantas memberikannya lagi kepada si pria tua itu. Akhirnya si pria tua bertanya kepada Brandal Lokajaya mengapa melakukan hal itu. Brandal Lokajaya pun menjawab untuk diberikan pada rakyat fakir miskin yang menderita.
Sang orang tua lantas menimpali dengan menyebut, "Sungguh mulia hatimu, namun cara yang kau lakukan keliru." Pria tua itu pun melanjutkan dengan bertanya, "Jika kau mencuci pakaianmu yang kotor dengan air kencing, apakah tindakanmu itu benar?"
"Tentu sebuah perbuatan bodoh. Hanya menambah kotor dan bau pakaian saja," jawab Brandal Lokajaya, seperti dikutip dari kanal YouTube Riyo Fulana, Kamis (13/1/2022).
Sang orang tua tersenyum kemudian berkata, "Begitupun dengan apa yang kau lakukan. Kamu berbagi dengan cara mencuri. Allah Subhanahu wa ta'ala itu adalah zat yang baik, hanya menerima amal dari barang yang baik atau halal."
Raden Said yang mendengar hal itu lantas termenung. Ia merasa bahwa pria tua tersebut bukan sosok manusia sembarangan. Benar saja, lelaki paruh baya itu merupakan sosok Sunan Bonang. Ia yang kagum lantas mengejar Sunan Bonang sampai tepian kali.
Menjaga Tongkat Selama 3 Tahun hingga Akhirnya Menjadi Wali
Raden Said memohon kepada sang pria tua untuk menjadikannya sebagai seorang murid. Mendengar hal itu, Sunan Bonang lantas memberikan Raden Said sebuah "ujian" apabila benar-benar ingin menjadi muridnya.
Beliau mengeluarkan dan menancapkan tongkat yang menjadi salah satu karomahnya itu di pinggir kali. Lantas memerintahkan Raden Said menjaga benda tersebut tetap tertancap sampai ia kembali.
Sang Brandal Lokajaya pun langsung melaksanakan syarat tersebut dan duduk di tepi kali dan tongkat tersebut. Sementara Sunan Bonang pergi meninggalkannya dengan melintasi sungai dengan berjalan di atas air tanpa sedikit pun terkena percikan air, ini merupakan salah satu karomahnya.
Sementara Raden Said meneruskan perintah Sunan Bonang untuk menjaga tongkat tersebut di pinggir kali. Ia yang mulai merasa bosan lantas berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala untuk memintanya tertidur layaknya seorang pemuda di Gua Kahfi saat zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dahulu.
Doa tersebut diijabah hingga akhirnya Brandal Lokajaya tertidur selam 3 tahun lamanya. Selama itu Sunan Bonang baru kembali. Tiga Tahun terlelap dalam tidurnya, Sunan Bonang membangunkan Brandal Lokajaya dengan cara mengumandangkan azan di sampingnya.
Setelah terbangun dari tidurnya, Sunan Bonang mengajak Brandal Lokajaya menuju pesantrennya di wilayah Tuban untuk diajarkan ilmu agama.
Akhirnya Raden Said atau Brandal lokajaya menjadi salah seorang pendakwah seperti gurunya dan terkenal dengan sebutan Sunan Kalijaga. Namanya itu sendiri berarti seorang ulama yang menyebarkan Islam dan pernah menjaga Kali sesuai perintah gurunya Sunan Bonang.
Setelah menjadi wali, Sunan Kalijaga pun memiliki beberapa karomah seperti dapat mengubah rupanya hingga konon sempat bertemu Nabi Khidir Alaihissallam.iNewsSidoarjo.id
Wallahu a'lam bishawab.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait