Dalam menjalankan usaha rumahan ini, seluruh modal yang mereka gunakan merupakan hasil swadaya murni. Tidak ada bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah. "Kami semua patungan untuk membeli peralatan dan bahan baku. Ini adalah bukti bahwa dengan kemandirian dan gotong royong, kami bisa membangun sesuatu yang bermanfaat," imbuhnya.
Sementara itu, Moh. Habiburrohman, Pembina Komunitas Dapur Ummah, turut memberikan apresiasi. Ia juga melihat potensi besar dari kegiatan ini, yang tidak hanya berdampak pada ekonomi keluarga tetapi juga mempererat tali persaudaraan. "Saya sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan ibu-ibu ini. Selain bisa menjadi sumber pendapatan tambahan, inisiatif ini juga mengasah keterampilan ( life skill) mereka," terang Habiburrohman.
Saat ini, pemasaran keripik pisang Dapur Ummah masih terbatas. Mereka fokus melayani pesanan atau open order dari masyarakat di lingkungan desa setempat. Hal ini dipilih untuk menjaga kualitas produk dan memastikan setiap pesanan terpenuhi dengan baik. Ke depannya, Dapur Ummah memiliki rencana besar. Mereka tidak hanya akan fokus pada satu varian rasa, tetapi juga berinovasi dengan menciptakan keripik pisang aneka rasa. "Insya Allah, ke depannya kami akan menyediakan keripik pisang dengan berbagai varian rasa, tak hanya utu, akan mengembangkan memasarkan produk ke luar desa hingga luar kota," tutup Habiburrohman.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait
