Kisah Inspiratif! Ketika Semangat Gotong Royong Emak-emak Mengubah Pisang Menjadi Harapan Ekonomi

Nanang Ichwan
Emak-emak dari Desa Permisan, Jabon saat membuat kripik pisang. Foto:ist

SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id— Di tengah hiruk pikuk kesibukan Sidoarjo sebagai kota industri, tersembunyi sebuah kisah inspiratif dari Desa Permisan, RT 5, RW 2, Kecamatan Jabon. Di sinilah, sekelompok ibu rumah tangga membuktikan bahwa kreativitas dan semangat kebersamaan bisa menjadi kunci untuk membuka pintu rezeki.

Berawal dari obrolan ringan tentang kebutuhan uang dapur tambahan, lahirlah UMKM Komunitas Dapur Ummah, sebuah inisiatif sederhana yang kini sukses memproduksi keripik pisang dengan cita rasa istimewa. Dapur Ummah, yang beranggotakan sepuluh orang, tidak sekadar mengolah pisang menjadi camilan. Mereka mengusung misi untuk menciptakan produk olahan sehat dari hasil bumi. Ide ini muncul dari kesadaran kolektif para ibu rumah tangga, akan pentingnya menyajikan makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga berkualitas.

Dengan tekad kuat, mereka memulai perjalanan bisnis ini dari nol, bermodalkan seadanya namun dengan semangat luar biasa. "Semuanya berawal dari diskusi sesama ibu-ibu di lingkungan RT kami. Kami berpikir, kenapa tidak membuat makanan yang sehat dari hasil bumi? Dan dari ide itu, pisang terpilih sebagai bahan utamanya," tutur Aspi'ah, Ketua Komunitas Dapur Ummah. Selasa (2/9)2025).

Usaha bersama yang baru berusia satu bulan, namun, respons pasar terhadap produk mereka di luar dugaan. Permintaan terus melonjak, bahkan memaksa mereka untuk menolak beberapa pesanan, karena kekurangan bahan baku. Para pelanggan jatuh hati pada kualitas keripik yang mereka produksi.

Menggunakan bahan baku pisang pilihan dengan kualitas terbaik, keripik Dapur Ummah menawarkan kerenyahan dan rasa autentik yang berbeda dari produk sejenis di pasaran. “Keripik pisang kami berbeda karena kami menjamin produknya unggul dan sangat fresh. Setiap tahap pemrosesan kami lakukan dengan hati-hati untuk memastikan hasil terbaik," jelasnya Aspi’ah.

Dalam menjalankan usaha rumahan ini, seluruh modal yang mereka gunakan merupakan hasil swadaya murni. Tidak ada bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah. "Kami semua patungan untuk membeli peralatan dan bahan baku. Ini adalah bukti bahwa dengan kemandirian dan gotong royong, kami bisa membangun sesuatu yang bermanfaat," imbuhnya.

Sementara itu, Moh. Habiburrohman, Pembina Komunitas Dapur Ummah, turut memberikan apresiasi. Ia juga melihat potensi besar dari kegiatan ini, yang tidak hanya berdampak pada ekonomi keluarga tetapi juga mempererat tali persaudaraan. "Saya sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan ibu-ibu ini. Selain bisa menjadi sumber pendapatan tambahan, inisiatif ini juga mengasah keterampilan ( life skill) mereka," terang Habiburrohman.

Saat ini, pemasaran keripik pisang Dapur Ummah masih terbatas. Mereka fokus melayani pesanan atau open order dari masyarakat di lingkungan desa setempat. Hal ini dipilih untuk menjaga kualitas produk dan memastikan setiap pesanan terpenuhi dengan baik. Ke depannya, Dapur Ummah memiliki rencana besar. Mereka tidak hanya akan fokus pada satu varian rasa, tetapi juga berinovasi dengan menciptakan keripik pisang aneka rasa. "Insya Allah, ke depannya kami akan menyediakan keripik pisang dengan berbagai varian rasa, tak hanya utu, akan mengembangkan memasarkan produk ke luar desa hingga luar kota," tutup Habiburrohman.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network