NGANJUK, iNewsSidoarjo.id - Sejumlah benda yang diduga peninggalan masa klasik ditemukan di Desa Kurung Rejo, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk.
Temuan tersebut berupa arca batu, pipisan dari batu kalsedon, lumpang batu, pecahan keramik, tembikar, serta batu bata kuno berukuran besar. Penemuan bermula dari kegiatan penggalian fondasi mushola oleh warga setempat.
Menyikapi laporan tersebut, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk melakukan penelusuran di lokasi bersama komunitas pelestari sejarah Kotasejuk beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Nganjuk, Amin Fuadi, menyampaikan bahwa hasil identifikasi awal menunjukkan kemungkinan keberadaan struktur bangunan suci dan permukiman kuno. “Kami mendapati satu arca dalam kondisi tidak utuh. Kepala dan kaki sudah tidak ada, tetapi bagian tubuhnya menggambarkan figur seorang prajurit. Di situ tampak jelas ada tameng dan senjata seperti golok,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa (24/6).
Selain arca, tim juga menemukan pipisan yang terbuat dari batu kalsedon serta beberapa lumpang batu dengan ukiran khas.
Di lokasi lain dalam radius sekitar 800 meter, ditemukan kembali batu besar ditengah ladang bekas perkebunan tebu dan lepasan batu candi yang diduga merupakan bagian dari struktur bangunan suci. “Kami perkirakan kawasan ini dulunya adalah permukiman kuno yang berdampingan dengan bangunan suci. Temuan keramik dan bata besar juga mengarah pada masa Majapahit atau Kadiri,” tambahnya.
Amin juga menyebut adanya catatan warga tentang penemuan prasasti pada tahun 1996 di lokasi yang sama. Prasasti tersebut dilaporkan telah diserahkan ke Museum Trowulan. "Kami akan menelusuri lebih lanjut untuk memastikan keberadaan serta isi prasasti dari laporan warga tadi, prasasti tersebut terbaca kata duwel dan klumpit, ini nama desa yang sampai sekarang masih ada di sekitar sini," terangnya.
Sementara itu, salah satu artefak yakni pipisan dari batu kalsedon dan batu candi telah diamankan untuk keperluan konservasi. Sementara batu-batu besar yang berserakan masih dalam proses identifikasi lanjutan dan menunggu evakuasi dengan peralatan khusus. “Bentuk pipisan yang kami temukan cukup unik. Jenis batunya tidak umum, sehingga penting untuk diselamatkan dan diteliti lebih lanjut,” pungkas Amin Fuadi.
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
