Dirinya dibantu beberapa pekerja untuk mempercepat proses penggilingan daging agar semua pelanggan terlayani. Salah satu pembeli jasa penggilingan daging, Wahyu, mengaku bahwa hasil gilingan daging kurban tersebut akan dimanfaatkan untuk membuat pentol atau bakso yang disantap bersama keluarga di rumah.
"Lebih hemat dan praktis," kata Wahyu.
Meskipun harga jasa penggilingan daging naik dari Rp7.000 per kilogram menjadi Rp10.000 per kilogram, Wahyu dan warga lainnya tetap rela antre.
"Harganya naik sedikit tidak masalah, yang penting kan dagingnya bisa digiling dengan cepat dan praktis," ujar Wahyu.
Kenaikan harga ini diakui Romli sebagai bentuk penyesuaian dengan tingginya permintaan dan biaya operasional yang dikeluarkan.
"Tapi kami tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," tambahnya.
Antusiasme warga dalam menggilingkan daging kurban mereka menunjukkan tradisi Idul Adha yang masih kental di masyarakat. Momen ini tak hanya menjadi ajang berbagi daging kurban, tetapi juga menjadi berkah bagi para pemilik usaha penggilingan daging seperti Romli.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait