Kobi Michael, peneliti senior di lembaga pemikir Israel, Institute for National Security Studies, mengaitkan ketenangan tersebut dengan beberapa kebijakan. Petugas telah diberitahu untuk sangat berhati-hati dan polisi memantau media sosial untuk mencari hasutan, kata Michael kepada AFP, dikutip dari sindonews.com pada Sabtu (23/3/2024).
Dia juga mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengekang menteri Israel yang mengawasi kepolisian, yang menyarankan untuk melarang semua penduduk Tepi Barat memasuki masjid yang dihormati itu.
“Netanyahu sendiri melakukan intervensi” untuk mencabut kewenangan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dalam masalah akses warga Palestina ke Al-Aqsa selama Ramadan,” kata Michael.
Dalam khotbahnya, khatib berbicara tentang warga Palestina yang menderita kelaparan di Jalur Gaza yang dilanda perang.
“Jangan lupakan dan ingatlah saudara-saudaramu di Gaza yang tidur tanpa makanan di tenda atau di rumah yang hancur,” ujarnya.
Pesan ini selaras dengan Mohammad Abu Arar, 69 tahun, yang keluarga istrinya di Gaza saat ini berlindung di tenda-tenda di kota Rafah di bagian paling selatan.
“Kami berdoa agar rakyat kami di sana selamat dan perang berakhir dengan damai, dari tempat paling suci bagi kami,” kata Abu Arar.
Kampanye militer Israel melawan Hamas telah menewaskan sedikitnya 32.070 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait