Tujuan kekuatan Konspirasi di balik revolusi Prancis adalah untuk menguasai Prancis dari balik layar, dan dari sini melangkah lagi untuk menguasai dunia secara keseluruhan. Peristiwa demi peristiwa terjadi berturut-turut.
Konspirasi telah memperalat Duke Durlian sebagai kuda tunggangan. Mereka minta agar Durlian menghukum mati anak pamannya sendiri, Raja Louis XVI, dan dia pula yang mengemban tanggung jawab atas kematian raja dan permaisurinya.
Sesungguhnya pihak Konspirasi lah yang bertanggung jawab atas semua peristiwa itu tapi para tokohnya bersembunyi dari balik kegelapan. Instruksi dari konspirasi kepada kalangan revolusioner untuk membunuh beberapa orang istana ternyata terulang kembali.
Kali ini yang harus dibunuh adalah Durlian sendiri. Tokoh tunggangan ini difitnah melalui media massa, seperti pernah dialami oleh Marie Antoinette sebelumnya. Dalam waktu sekejap tuduhan keji dari publik Prancis dilontarkan kepada Durlian, yang akhirnya mengalami nasib sama seperti Marie Antoinette.
Durlian digiring ke Guilotin. Sementara itu terdengar pula cemoohan dari para hadirin yang menyaksikan pertunjukan yang mengerikan itu. Ini merupakan cemoohan ulang seperti pernah terjadi pada kematian Antoniette dan raja Louis XVI.
Adapun Mirabeau, setelah merasa dirinya terancam oleh bahaya, dan menyadari dijadikan alat permainan oleh kelompok Konspirasi dari balik layar, segera menyadari adanya kebejatan moral yang digerakkan oleh para penggerak revolusi. Sebenarnya Mirabeau menentang perlakuan sadis terhadap raja Louis XVI.
Dia tahu pula, bahwa mendiang raja sebenarnya orang yang lugu, baik hati dan berkemauan lemah, sehingga kurang waspada menanggapi kejadian di sekitarnya. Mirabeau hanya menghendaki untuk menyingkirkan kekuasaan mutlak yang ada pada raja, untuk digantikan dengan raja yang memerintah berdasarkan konstitusi.
Kemudian Mirabeau sendiri akan tampil sebagai penasihat raja. Oleh karena itu, ketika ia menyaksikan kekuatan Konspirasi bermaksud membunuh raja Louis XVI, Mirabeau berusaha untuk melarikan raja dari penjara Paris, dan memindahkan ke markas pasukan yang masih setia kepada raja.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait