Pasalnya, saat itu Raden Kusein juga tak kuasa menahan gosip miring yang beredar ketika Raden Ayu dikabarkan mengandung tanpa bapak.
Mendengar kabar tersebut, Raden Ayu menampik semua gosip miring yang beredar bahwa dirinya tak merasa berbuat aib seperti itu. Raden Ayu pun tak mengetahuinya kenapa perutnya itu besar.
Kendati demikian, kemarahan tersebut tidak akan membendung keputusan Raden Kusein untuk menghukum Raden Ayu harus dihukum mati.
Mendengar tuduhan itu, Raden Ayu tak menerimanya sehingga harus membuat sumpah.
Sementara ia bersumpah jika dia dibunuh dan mengeluarkan darah putih akan mengeluarkan aroma wangi. Karena itu pertanda bahwa dirinya tidak berbuat aib Kadipaten.
"Betul mas, hingga sekarang makam Raden Ayu beraroma wangi. Akibat saat meninggal dia mengeluarkan darah putih," ungkapnya yang juga hingga saat ini pesarean Raden Ayu Putri Ontjat Tondo Wurung menjadi tempat para peziarah dari berbagai kota.
Rata-rata, para peziarah dari kalangan kaum hawa yang banyak mengunjungi makam itu.
Sumaji mengaku bahwa setiap bulan sekali, tepatnya saat Jumat Legi, ratusan kaum hawa melakukan doa bersama di lokasi pesarean.
"Pertama melakukan doa bersama di area pendopo makam. Setelahnya, peziarah masuk kedalam makam kemudian membedaki batu nisan Raden Ayu," jelas Sumaji.
Masih menurut Sumaji, dari cerita orang-orang yang berkunjung katanya hal itu dilakukan untuk menghormati Raden Ayu Putri Ontjat Tondo Wurung.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait