Pria kelahiran Tampeng, Gayo Lues ini berangkat sendiri tanpa pendamping. Meski sudah berusia satu abad, Taher sangat yakin lantaran dirinya sudah pernah dua kali umrah ke tanah suci.
Selain itu, dia optimistis dengan kondisi kesehatannya untuk menjalankan ibadah haji. "Insya Allah saya sanggup untuk menjalankan ibadah haji tahun ini," katanya.
"Untuk apa takut pergi sendiri, saya sudah pernah umrah dan merantau di Pulau Jawa seperti Yogja, Bandung, dan Jakarta. Bahkan sebelum Indonesia merdeka saya sudah di sana," lanjutnya.
Taher sehari-sehari berprofesi sebagai petani kopi, seperti kebanyakan masyarakat lainnya di Gayo Lues. Di juga pernah membudidayakan komoditas kakao dan kemiri.
Selama ini, Taher tidak mengenyam bangku pendidikan. Dia hanya pernah mengikuti program Pemberantasan Buta Huruf (PBH) yang dicanangkan Presiden Soekarno. Saat ini keinginan Taher hanya menjalankan ibadah haji.
Seluruh hartanya pun sudah diwariskan untuk anak-anaknya. "Semua harta saya sudah saya bagikan kepada anak-anak saya. Saya sudah tua, saat ini saya hanya mau fokus untuk beribadah," ujarnya.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh Azhari berpesan kepada calon haji tertua tahun 2023 di Aceh itu agar selalu menjaga kesehatan saat berada di Tanah Suci.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait