Hal itu bertujuan agar daging dan tulangnya menjadi lunak, tentunya dengan rasanya nikmat. Finukhu atau populer dengan nama papeda, juga tersedia di restoran ini dan jadi salah satu makanan khas masyarakat Sentani.
Finukhu dibungkus menggunakan daun khusus, masyarakat Sentani menyebutnya daun fothofhe. Papeda bungkus ini lebih praktis, serta mudah dibawa baik untuk disantap langsung maupun untuk bekal.
Sepanjang perjalanan dikelilingi oleh pohon-pohon sagu yang akan menjadi pengalaman menarik bagi siapa saja yang berkesempatan datang.
Restoran dibangun sangat tradisional, materialnya terbuat dari bambu dan daun sagu. Kemudian meja dan bangku dibuat memanjang yang materialnya masih berasal dari kayu.
Selanjutnya pada bagian sudut-sudutnya, tersedia tempat sampah yang terbuat dari anyaman daun sagu. Bagaimana, tertarik untuk singgah ke restoran di tengah hutan sagu ini? iNewssidoarjo.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait