Restoran Unik yang Berada di Tengah Hutan, Menu Diolah secara Tradisional

Novie Fauziah
Mengintip restoran unik di tengah hutan (Foto: Instagram @ariefpokto)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Kafe hingga restoran yang mengusung konsep alam, belakangan ini semakin digandrungi oleh para pegiat usaha.

Namun, bagaimana jadinya jika ada resto benar-benar tersembunyi di hutan, dengan suasana asli alam bukan buatan.

Ungkea Jungle resto ramanya, restoran unik satu ini berada di tengah hutan Papua atau tepatnya di Kwadeware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Anda penasaran seperti apa suasana restoran unik di tengah hutan ini? Berikut ulasannya dirangkum pada Jumat (10/2/2023).

Melangsir dari iNews.id suasana alam asli dari Papua, membuat siapapun akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa.

Menariknya lagi, restoran satu ini dikelilingi oleh pohon sagu yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Papua, untuk dijadikan makanan sehari-hari sebagai pengganti nasi.

Ditempat ini berbagai menu-menu menarik yang diolah tanpa minyak goreng akan Anda dapatkan di Ungkea Jungle Resto.

Tiga menu autentik di restoran ini salah satunya ada Swamening, Kha Ebehele dan Finukhu. Chef yang memasaknya merupakan asli orang Papua, sehingga rasa yang disajikan akan sangat khasnya.

Swamening adalah olahan tradisional menggunakan bahan sayur lilin, dicampur dengan sagu dan kelapa parut. Kemudian dibungkus dengan daun gedi kemudian dikukus.

Makanan khas masyarakat Genyem, Kabupaten Jayapura ini bisa Anda santap di restoran di tengah hutan ini. Kemudian ada Kha Ebehele, diambil dari bahasa Sentani yang artinya ikan gabus dimasak dalam ebehele, yaitu sejenis tempayan.

Selanjutnya dicampur dengan sayuran daun sukun. Jika Anda ingin memesan menu ini harus bersabar menunggu, karena waktu memasak yang dibutuhkan sangat lama dan bahkan hingga berjam-jam lamanya.

Hal itu bertujuan agar daging dan tulangnya menjadi lunak, tentunya dengan rasanya nikmat. Finukhu atau populer dengan nama papeda, juga tersedia di restoran ini dan jadi salah satu makanan khas masyarakat Sentani.

Finukhu dibungkus menggunakan daun khusus, masyarakat Sentani menyebutnya daun fothofhe. Papeda bungkus ini lebih praktis, serta mudah dibawa baik untuk disantap langsung maupun untuk bekal.

Selain itu, finukhu juga tahan hingga 1-2 minggu. Lantas, bagaimana cara menuju Ungkea Jungle resto ini? Untuk mencapai restoran ini, Anda harus menempuh waktu selama 10 menit melewati jalan setapak.

Sepanjang perjalanan dikelilingi oleh pohon-pohon sagu yang akan menjadi pengalaman menarik bagi siapa saja yang berkesempatan datang.

Restoran dibangun sangat tradisional, materialnya terbuat dari bambu dan daun sagu. Kemudian meja dan bangku dibuat memanjang yang materialnya masih berasal dari kayu.

Selanjutnya pada bagian sudut-sudutnya, tersedia tempat sampah yang terbuat dari anyaman daun sagu. Bagaimana, tertarik untuk singgah ke restoran di tengah hutan sagu ini? iNewssidoarjo.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network