Lebih jauh Mukhlis mengatakan, para pembeli tidak saja langsung datang ke rumahnya, namun juga mereka datang ke stand maupun mitra usaha yang tersebar di beberapa tempat di Wilayah Jawa Timur.
“ Kita membuat stand di Malang, Sidoarjo, Madura, Lumajang, Gresik dan Pasuruan. Bahkan, banyak mitra usaha kami yang mengaku persediaan pentolnya selalu habis setiap kali berjualan dan kini mereka menambah jumlah orderannya.”imbuh Mukhlis.
Pekerja tengah sibuk memilah pentol kabul. (Foto : Yoyok agusta/iNewsSidoarjo).
Mukhlis menambahkan, usaha yang digeluti sejak Tahun 2013 itu, kini telah memiliki 150 karyawan. mereka bekerja untuk memproduksi pentol, tahu, maupun tempat penggilingan daging ayam. Guna memastikan tidak di tinggal pelanggannya, mengingat persaingan bisnis pentol semakin ketat, dirinya selalu menjaga kwalitas produksi.
“ Pentol Kabul komposisi bahannya 80 persen daging ayam dan daging sapi, 20 persennya adalah tepung, yang kemudian di racik dengan bumbu yang sudah kami siapkan. Dalam prosesnya kita selalu menekankan kepada karyawan agar selalu disiplin dalam meraciknya sehingga rasanya tetap sama tidak berubah," pungkas Mukhlis.
Sementara itu, salah satu pelanggan pentol kabul yakni Rumina warga porong ini, mengaku menyukai pentol kabul karena memiliki rasa yang khas, yang beda dengan pentol pada umumnya. Selain itu harga yang terjangkau membuat jajanan pentol ini, dijadikan makanan favoritnya.
"Rasanya enaknya, pokoknya pas rasanya di lidah, bumbunya juga terasa banget ditambah dengan racikan saos kecapnya, mantaplah pokoknya. Harganyapun juga pas dikantong." Ujar Rukmi.
Editor : Nanang Ichwan