Gajah Purba 800 Ribu Tahun Tertanam di Hutan Nganjuk, Wabup: Akan Kita Display di Museum Tritik
Rencananya, hasil temuan akan dijadikan koleksi permanen di museum situs Tritik yang sedang dibangun. “Kami berharap ada dua replika, satu disimpan di Museum Geologi Bandung, satu lagi dipajang di museum situs Tritik agar masyarakat bisa belajar langsung dari sini,” ujarnya.
Pembangunan museum situs di Desa Tritik saat ini telah mencapai tahap penyelesaian struktur utama.
Namun, menurut Trihandy, masih dibutuhkan dukungan pembiayaan untuk penyelesaian bagian plafon dan lantai. “Kita tidak menyangka bahwa di lokasi ini akan ditemukan Stegodon sebesar ini. Ke depan, replika yang akan dibuat diharapkan berskala 1:1 agar masyarakat dapat melihat bentuk aslinya. Target kami, tahun ini museum sudah bisa diresmikan,” ujarnya.
Trihandy menambahkan, temuan ini diharapkan menjadi ikon baru Kabupaten Nganjuk sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu wilayah penting dalam studi prasejarah di Jawa Timur. “Secara stratigrafi, lapisan tanah di sini diperkirakan berusia sekitar 800 ribu tahun. Selain fosil gajah purba, ditemukan pula gigi buaya, fosil babi, hingga kuda nil. Ini menunjukkan kawasan Tritik dan sekitarnya memiliki potensi besar sebagai situs prasejarah lengkap di Jawa Timur,” katanya.
Sementara itu, Ketua tim ekskavasi dari Museum Geologi Bandung, Unggul Prasetyo Wibowo, menjelaskan bahwa kegiatan tahun ini merupakan tindak lanjut dari survei yang dilakukan pada 2024. “Tahun lalu kami menemukan indikasi kuat keberadaan Stegodon di titik ini, namun karena waktu dan cuaca terbatas, lokasi hanya dilokalisasi dan ditutup kembali. Tahun ini kami buka dan ekskavasi bersama Kotasejuk dan warga,” jelas Unggul.
Menurut Unggul, tantangan terbesar selama ekskavasi adalah kondisi cuaca hujan yang dapat mempercepat pelapukan fosil. “Kalau fosil kena air terus, bisa cepat rapuh. Karena itu, prioritas kami sekarang adalah menyelamatkan semua fragmen secepatnya sebelum konservasi lanjutan,” ujarnya.
Ekskavasi fosil Stegodon trigonochephalus di Tritik ini menjadi salah satu penemuan paling signifikan di Jawa Timur. Selain menjadi bukti kehidupan fauna besar di masa Pleistosen, temuan ini juga membuka peluang pengembangan wisata edukatif berbasis arkeologi dan geologi di Kabupaten Nganjuk.
Editor : Aini Arifin