Fortasi Smamda Sidoarjo, Lebih dari Sekadar MPLS, Cetak Siswa Unggul Berkarakter Islami
Namun, ia menekankan bahwa Smamda menjunjung tinggi potensi individu. "Bukan berarti yang masuk kelas reguler itu siswa buangan. Semua didasarkan pada pemetaan kompetensi. Pembelajaran kami berbasis kompetensi, bukan kasta," tegasnya.
Fortasi Smamda juga melibatkan peran aktif kakak kelas dari OSIS dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai pendamping.
Pendampingan ini dinilai krusial untuk membangun rasa percaya diri dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan di antara peserta didik baru. "Harapannya, dengan pendampingan sejak awal, anak-anak bisa menyusun cita-cita dan perencanaan belajar mereka selama tiga tahun ke depan," tambah Zainul.
Setelah Fortasi berakhir, pihak sekolah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberhasilan program ini.
Evaluasi tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga emosional dan kecakapan sosial siswa. "Semua kegiatan di Smamda itu harus ada evaluasinya. Termasuk Fortasi, akan kami nilai bagaimana dampaknya terhadap pembentukan karakter dan kesiapan belajar anak-anak," tutup Zainul.
Editor : Aini Arifin