Kemudian untuk yang ketiga kali Rasulullah kembali mengayunkan tembilang ke batu itu. Batu besar itu pun pecah berderai. Lambaian api kembali menyinari. Rasulullah pun mengucapkan la ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh kaum muslimin. Lalu diceritakanlah oleh Rasulullah bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan mahligai-mahligai di Syria maupun Shan’a, begitu pun di daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah yang berkibar.
Maka dengan keimanan penuh, kaum muslimin pun serentak berseru, “inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya”.
Salman adalah orang yang mengajukan saran untuk membuat parit. Dan dia pulalah penemu batu yang telah memancarkan rahasia-rahasia dan ramalan-ramalan ghaib. Salman juga berdiri di samping Rasulullah menyaksikan cahaya dan mendengar berita gembira itu. Dia masih hidup ketika ramalan itu menjadi kenyataan. Ia melihat, mengalami, dan merasakan sendiri. Kota-kota di Persia dan Romawi, dan mahligai istana di Shan’a, di Mesir, di Syria dan di Irak berada di bawah panji-panji Islam.iNewsSidoarjo.id
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 26 Maret 2022 - 16:15 WIB oleh Miftah H. Yusufpati dengan judul "Salman Al-Farisi: Pencetus Ide Pertahanan dalam Perang Khandaq | Halaman 3".
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan