Dia menjelaskan, ambruknya jembatan membuat biaya operasional panen menjadi dua kali lipat. Selain itu, terputusnya akses juga menghambat distribusi air bersih ke desa. "Akses yang terputus membuat air PDAM telat," terangnya.
Sementara itu, salah satu warga, Muhammad Usman, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap mata pencaharian warga sebagai petani tambak.
"Kalau begini terus, jembatan Baeliy tidak jadi dipasang warga desa yang pekerjaannya ditambak akan merugi," tegasnya.
"Pada saat pengiriman udang ekspor harus tepat waktu, namun karena jembatan ambrol, udang yang akan diekspor tersebut harus dioper ke kendaraan lain, pengoperan itu memakan waktu dan tambah biaya," pungkasnya.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan