Saat kehilangan kesadaran, otot-otot dalam tubuh mengendur, termasuk otot lidah. Otot lidah yang terlalu rileks dapat menyumbat saluran udara antara paru-paru dan tenggorokan, sehingga mengambat aliran oksigen yang cukup ke otak dan mengganggu proses pernapasan.
Kondisi ini serupa denga napa yang dialami oleh penderita sleep apnea, di mana mereka mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Gejala ini sering kali terlihat sebagai suara terlihat sebagai suara mendengkur keras atau tersedak saat tidur.
Ketika otak merasakan kekurangan oksigen akan menyebabkan mereka terbangun. Dalam konteks olahraga seperti sepakbola, pemain yang mengalami lidah tertelan mungkin harus segera diberikan pertolongan medis untuk mengidentifikasi risiko dan memastikan bahwa saluran pernapasannya tidak terhalang.
Untuk mencegah terjadinya lidah tertelan, terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh para pemain sepakbola dan tim medis mereka.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan